Dari Abu Hamzah Anas bin Malik Al Anshori, pembatu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau berkata bahwa beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
اللَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ سَقَطَ عَلَى بَعِيرِهِ ، وَقَدْ أَضَلَّهُ فِى أَرْضِ فَلاَةٍ
"Sesungguhnya
Allah itu begitu bergembira dengan taubat hamba-Nya melebihi
kegembiraan seseorang di antara kalian yang menemukan kembali untanya
yang telah hilang di suatu tanah yang luas." (HR. Bukhari no. 6309 dan Muslim no. 2747).Dalam riwayat Muslim disebutkan,
لَلَّهُ
أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ حِينَ يَتُوبُ إِلَيْهِ مِنْ
أَحَدِكُمْ كَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ بِأَرْضِ فَلاَةٍ فَانْفَلَتَتْ مِنْهُ
وَعَلَيْهَا طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ فَأَيِسَ مِنْهَا فَأَتَى شَجَرَةً
فَاضْطَجَعَ فِى ظِلِّهَا قَدْ أَيِسَ مِنْ رَاحِلَتِهِ فَبَيْنَا هُوَ
كَذَلِكَ إِذَا هُوَ بِهَا قَائِمَةً عِنْدَهُ فَأَخَذَ بِخِطَامِهَا ثُمَّ
قَالَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ اللَّهُمَّ أَنْتَ عَبْدِى وَأَنَا
رَبُّكَ.أَخْطَأَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ
"Sesungguhnya
Allah sangat gembira dengan taubat hamba-Nya ketika ia bertaubat
pada-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang berada di
atas kendaraannya dan berada di suatu tanah yang luas (padang pasir),
kemudian hewan yang ditungganginya lari meninggalkannya. Padahal di
hewan tunggangannya itu ada perbekalan makan dan minumnya. Sehingga ia
pun menjadi putus asa. Kemudian ia mendatangi sebuah pohon dan tidur
berbaring di bawah naungannya dalam keadaan hati yang telah berputus
asa. Tiba-tiba ketika ia dalam keadaan seperti itu, kendaraannya tampak
berdiri di sisinya, lalu ia mengambil ikatnya. Karena sangat gembiranya,
maka ia berkata, 'Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah
Rabb-Mu.' Ia telah salah mengucapkan karena sangat gembiranya." (HR. Muslim no. 2747).Beberapa faedah dari hadits di atas:
1- Allah begitu menyayangi hamba yang bertaubat.
2- Hadits ini memotivasi kita untuk banyak bertaubat pada Allah.
3- Sesuatu yang keliru yang dilakukan tidak disengaja tidaklah terkena hukuman. Seperti jika seseorang keliru mengatakan, 'Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Rabb-Mu.' Ini adalah kalimat kufur namun diucapkan dalam keadaan keliru, tidak disengaja.
4- Hendaklah kita mencontoh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang selalu menjelaskan sesuatu dengan contoh untuk semakin memperjelas sesuatu.
5- Pasrah pada ketentuan Allah mendatangkan kebaikan dan keberkahan. Karena laki-laki yang dikisahkan dalam hadits di atas telah berputus asa dari hilangnya hewan tunggangannya, lantas Allah pun mengembalikan hewan tunggangannya.
6- Bolehnya bersumpah untuk menguatkan perkataan pada suatu hal yang ada maslahat.
7- Allah memiliki sifat (farh) yaitu bergembira yang sesuai dengan keagungan Allah Ta'ala.
8- Hadits ini menunjukkan dorongan untuk mengintrospeksi diri.
Semoga faedah singkat ini bermanfaat. Semoga Allah menjadikan kita hamba yang gemar untuk bertaubat.
Referensi:
Bahjatun Nazhirin Syarh Riyadhish Sholihin, Abu Usamah Salim bin ‘Ied Al Hilaliy, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan pertama, tahun 1430 H, 1: 46-47.
Nuzhatul Muttaqin Syarh Riyadhish Sholihin, Dr. Musthofa Al Bugho, dll, terbitan Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1432 H, hal. 20.
Syarh Riyadhish Sholihin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, terbitan Madarul Wathon, cetakan tahun 1426 H, 1: 101-103.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar