Senin, 25 November 2013

Kewajiban Suami (4)

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Setelah kewajiban suami sampai serial ketiga, saat ini kita akan melanjutkan ke serial terakhir. Moga dengan mengetahui kewajiban ini, kita sebagai suami bisa menjalankan kewajiban dalam rumah tangga dengan baik sehingga bisa menggapai keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.
membahas
Ketujuh: Tidak mempersoalkan kesalahan kecil si istri
Inilah petunjuk Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِىَ مِنْهَا آخَرَ
Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Jika si pria tidak menyukai suatu akhlak pada si wanita, maka hendaklah ia melihat sisi lain yang ia ridhoi” (HR. Muslim no. 1469). Karena istri tentu saja dalam bersikap dan kelakuan tidak bisa seratus persen perfect sebagaimana yang suami inginkan. Bersabarlah dan tetap terus menasehati istri dengan cara yang baik.
Kedelapan: Tidak memukul istri di wajah dan tidak menjelek-jelekkan istri
Dari Mu’awiyah Al Qusyairi radhiyallahu ‘anhu, ia bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai kewajiban suami pada istri, lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَنْ تُطْعِمَهَا إِذَا طَعِمْتَ وَتَكْسُوَهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ - أَوِ اكْتَسَبْتَ - وَلاَ تَضْرِبِ الْوَجْهَ وَلاَ تُقَبِّحْ وَلاَ تَهْجُرْ إِلاَّ فِى الْبَيْتِ
Engkau memberinya makan sebagaimana engkau makan. Engkau memberinya pakaian sebagaimana engkau berpakaian -atau engkau usahakan-, dan engkau tidak memukul istrimu di wajahnya, dan engkau tidak menjelek-jelekkannya serta tidak mendiamkannya (dalam rangka nasehat) selain di rumah” (HR. Abu Daud no. 2142. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).
Kenapa tidak boleh memukul wajah istri?
Karena wajah adalah bagian tubuh yang paling mulia dan paling terlihat oleh orang lain. Di wajah terdapat anggota lainnya yang mulia dan lembut. Hadits ini merupakan dalil wajibnya menjauhi memukul wajah ketika mendidik istri.
Dalam hadits di atas pun terdapat ajaran tidak menjelek-jelekkan istri dan tidak mencela atau mendoakan jelek pada istri seperti dengan do’a “semoga Allah menjelakkanmu”. Seperti ini tidak dibolehkan (Lihat ‘Aunul Ma’bud, 6: 127).
Dalam hadits lainnya dari ‘Abdullah bin Zam’ah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
لاَ يَجْلِدُ أَحَدُكُمُ امْرَأَتَهُ جَلْدَ الْعَبْدِ ، ثُمَّ يُجَامِعُهَا فِى آخِرِ الْيَوْمِ
Salah seorang di antara kalian tidak boleh mencambuk istrinya seperti cambukan pada seorang budak lalu ia menyetubuhi istrinya di akhir malam” (HR. Bukhari no. 5204).
‘Aisyah menceritahkan mengenai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- ضَرَبَ خَادِماً لَهُ قَطُّ وَلاَ امْرَأَةً لَهُ قَطُّ وَلاَ ضَرَبَ بِيَدِهِ شَيْئاً قَطُّ إِلاَّ أَنْ يُجَاهِدَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ
Aku tidaklah pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memukul pembantu, begitu pula memukul istrinya. Beliau tidaklah pernah memukul sesuatu dengan tangannya kecuali dalam jihad (berperang) di jalan Allah”. (HR. Ahmad 6: 229. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim)
Boleh mendidik istri dengan memukul namun tidak di wajah dan tidak dengan pukulan yang keras atau tidak boleh dengan pukulan yang menampakkan bekas. Sebagaimana nasehat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika haji wada’,
وَلَكُمْ عَلَيْهِنَّ أَنْ لاَ يُوطِئْنَ فُرُشَكُمْ أَحَدًا تَكْرَهُونَهُ. فَإِنْ فَعَلْنَ ذَلِكَ فَاضْرِبُوهُنَّ ضَرْبًا غَيْرَ مُبَرِّحٍ
Kewajiban istri bagi kalian adalah tidak boleh permadani kalian ditempati oleh seorang pun yang kalian tidak sukai. Jika mereka melakukan demikian, pukullah mereka dengan pukulan yang tidak membekas” (HR. Muslim no. 1218).
Kaedah dalam memukul istri
Diterangkan dalam ayat berikut ini,
وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ
“Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya (pembangkangannya), maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.” (QS. An Nisa’: 34). Disimpulkan bahwa ada tiga kaedah ketika ingin memukul istri:
  1. Ketika nasehat tidak lagi diperhatikan dan tidak ada manfaat setelah berpisah dengan istri dari ranjang.
  2. Pukulannya dalam rangka mendidik dan tidak membekas serta tidak merusak tulang.
  3. Tidak lagi memukul istri ketika istri sudah berubah menjadi taat dan menurut pada perintah suami.
Kesembilan: Tidak meng-hajr (pisah ranjang) dalam rangka mendidik selain di dalam rumah
Hal ini sebagaimana diterangkan dalam ayat dan hadits sebelumnya di atas. Mengenai makna hajr di ranjangpada ayat,
وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ
“Dan hajr-lah (pisahkanlah mereka) di tempat tidur mereka”, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah mengatakan bahwa maknanya adalah tidak satu ranjang dengannya dan tidak berhubungan intim dengan istri sampai ia sadar dari kesalahannya (Lihat Taisir Al Karimir Rahman, 177).
Ibnul Jauzi menerangkan mengenai makna hajr di ranjang ada beberapa pendapat di kalangan pakar tafsir:
  1. Tidak berhubungan intim
  2. Tidak mengajak berbicara, namun masih tetap berhubungan intim
  3. Mengeluarkan kata-kata yang menyakiti istri ketika diranjang
  4. Pisah ranjang (Lihat Zaadul Masiir, 2: 76).
Dan hajr boleh dilakukan di luar rumah jika ada maslahat sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah meng-hajr istri-istrinya selama sebulan di luar rumah mereka.
Kesepuluh: Memberikan hak istri dalam hubungan intim
Hal ini dapat kita ambil pelajaran dari hadits Abu Darda’ berikut ini.
آخَى النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - بَيْنَ سَلْمَانَ ، وَأَبِى الدَّرْدَاءِ ، فَزَارَ سَلْمَانُ أَبَا الدَّرْدَاءِ ، فَرَأَى أُمَّ الدَّرْدَاءِ مُتَبَذِّلَةً . فَقَالَ لَهَا مَا شَأْنُكِ قَالَتْ أَخُوكَ أَبُو الدَّرْدَاءِ لَيْسَ لَهُ حَاجَةٌ فِى الدُّنْيَا . فَجَاءَ أَبُو الدَّرْدَاءِ ، فَصَنَعَ لَهُ طَعَامًا . فَقَالَ كُلْ . قَالَ فَإِنِّى صَائِمٌ . قَالَ مَا أَنَا بِآكِلٍ حَتَّى تَأْكُلَ . قَالَ فَأَكَلَ . فَلَمَّا كَانَ اللَّيْلُ ذَهَبَ أَبُو الدَّرْدَاءِ يَقُومُ . قَالَ نَمْ . فَنَامَ ، ثُمَّ ذَهَبَ يَقُومُ . فَقَالَ نَمْ . فَلَمَّا كَانَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ قَالَ سَلْمَانُ قُمِ الآنَ . فَصَلَّيَا ، فَقَالَ لَهُ سَلْمَانُ إِنَّ لِرَبِّكَ عَلَيْكَ حَقًّا ، وَلِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّا ، وَلأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا ، فَأَعْطِ كُلَّ ذِى حَقٍّ حَقَّهُ . فَأَتَى النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ ، فَقَالَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - « صَدَقَ سَلْمَانُ »
Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah mempersaudarakan Salman dan Abu Darda’. Suatu saat Salman mengunjungi –saudaranya- Abu Darda’. Ketika itu Salman melihat istrinya, Ummu Darda’, dalam keadaan tidak mengenakkan. Salman pun berkata kepada Ummu Darda’, “Kenapa keadaanmu seperti ini?” “Saudaramu, Abu Darda’, seakan-akan ia tidak lagi mempedulikan dunia”, jawab wanita tersebut. Abu Darda’ kemudian datang. Salman pun membuatkan makanan untuk Abu Darda’. Salman berkata, “Makanlah”. “Maaf, saya sedang puasa”, jawab Abu Darda’. Salman pun berkata, “Aku pun tidak akan makan sampai engkau makan.” Lantas Abu Darda’ menyantap makanan tersebut.
Ketika malam hari tiba, Abu Darda’ pergi melaksanakan shalat malam. Salman malah berkata pada Abu Darda’, “Tidurlah”. Abu Darda’ pun tidur. Namun kemudian ia pergi lagi untuk shalat. Kemudian Salman berkata lagi yang sama, “Tidurlah”. Ketika sudah sampai akhir malam, Salman berkata, “Mari kita berdua shalat.” Lantas Salman berkata lagi pada Abu Darda’, “Sesungguhnya engkau memiliki kewajiban kepada Rabbmu. Engkau juga memiliki kewajiban terhadap dirimu sendiri (yaitu memberi supply makanan dan mengistirahatkan badan, pen), dan engkau pun punya kewajiban pada keluargamu (yaitu melayani istri, pen). Maka berilah porsi yang pas untuk masing-masing kewajiban tadi.” Abu Darda’ lantas mengadukan Salman pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas beliau  bersabda, “Salman itu benar” (HR. Bukhari no. 968).
Menurut pendapat Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad dan pilihan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, suami itu wajib menyetubuhi istrinya sesuai dengan kemampuan suami dan kecukupan istri. Inilah pendapat yang tepat, berbeda dengan pendapat sebagian ulama yang mengharuskan suami harus menyetubuhi istrinya minimal empat bulan sekali. Namun yang tepat adalah pendapat pertama.
Kesebelas: Memberikan istri kesempatan untuk menghadiri shalat jama’ah selama keluar dengan hijab yang sempurna dan juga memberi izin bagi istri untuk mengunjungi kerabatnya, sebagaimana hal ini telah diterangkan dalam kisah Ummu Zar’ dan Abu Zar’ sebelumnya.
Keduabelas: Tidak menyebar rahasia dan aib istri, sebagaimana pernah diterangkan dalam kewajiban istri.
Ketigabelas: Berhias diri di hadapan istri sebagaimana suami menginginkan demikian pada istri
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ
Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf.” (QS. Al Baqarah: 228).
Keempatbelas: Selalu berprasangka baik dengan istri
Inilah mengapa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan agar suami tidak terlalu penuh curiga ketika ia meninggalkan istrinya lalu datang dan ingin mengungkap aib-aibnya. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِذَا قَدِمَ أَحَدُكُمْ لَيْلاً فَلاَ يَأْتِيَنَّ أَهْلَهُ طُرُوْقًا حَتَّى تَسْتَحِدَّ الْمَغِيْبَةُ وَتَمْتَشِطَ الشَّعِثَةُ
Jika salah seorang dari kalian datang pada malam hari maka janganlah ia mendatangi istrinya. (Berilah kabar terlebih dahulu) agar wanita yang ditinggal suaminya mencukur bulu-bulu kemaluannya dan menyisir rambutnya” (HR. Bukhari no. 5246 dan Muslim no. 715).
Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata,
نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ يَطْرُقَ الرَّجُلُ أَهْلَهُ لَيْلاً يَتَخَوَّنُهُمْ أَوْ يَلْتَمِسُ عَثَرَاتِهِمْ
Rasulullah shallallahu 'alihi wa sallam melarang seseorang mendatangi istrinya di malam hari untuk mencari-cari tahu apakah istrinya berkhianat kepadanya atau untuk mencari-cari kesalahannya” (HR. Muslim no. 715).
Hadits semacam ini kata Al Muhallab adalah dalil yang menunjukkan terlarang mencari-cari kesalahan dan kelengahan istri karena ini adalah bagian dari fitnah dan termasuk berburuk sangka padanya (Lihat Syarh Al Bukhari li Ibni Battol, 13: 372, Asy Syamilah).
Semoga Allah memudahkan kita selaku para suami untuk memenuhi kewajiban ini terhadap istri dan anak-anak kita. Semoga dengan mengamalkannya keluarga kita akan mendapatkan rahmat Allah dan selalu diisi dengan kasih sayang.
Wallahu waliyyut taufiq. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shohbihi wa sallam. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.

Referensi:
  1. ‘Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud, Al ‘Azhim Abadi Abu Ath Thoyyib, terbitan Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah, Beirut, cetakan kedua, tahun 1415 H
  2. Shahih Fiqh Sunnah, Abu Malik Kamal bin As Sayid Salim, terbitan Al Maktabah At Taufiqiyah, 3: 213-215
  3. Syarh Al Bukhari li Ibni Battol, Asy Syamilah
  4. Taisir Al Karimir Rahman, Syaikh 'Abdurrahman bin Nashir As Sa'di, terbitan Muassasah Ar Risalah , cetakan pertama, tahun 1423 H
  5. Zaadul Masiir, Ibnul Jauzi, terbitan Al Maktab AIslami, cetakan ketiga, 1404 H

Kewajiban Suami (3)

keluarga_istri_agama_belajarMasih melanjutkan bahasan kewajiban suami yang dibahas sebelumnya. Kali ini ada dua kewajiban penting lainnya yang mesti diperhatikan suami. Yang pertama, memperhatikan agama si istri dengan mendidiknya. Dan yang kedua, mengajak istri untuk taat dalam ibadah. Kedua kewajiban tersebut teramat penting karena berkaitan dengan akhirat. Jadi, si suami bukan hanya memperhatikan bagaiamana biar rumah bisa terus ada asap dapur atau sandang, pangan dan papan. Masalah agama si istri juga sangat perlu, bahkan urgent untuk diperhatikan. Kelima: Mengajarkan istri masalah agama
Sebagian suami kurang mempedulikan hal ini. Mereka hanya tahu bahwa kewajibannya hanyalah memberi nafkah, pakaian, tempat tinggal atau kesenangan dunia. Kewajiban kali ini sebenarnya terbilang penting bahkan teramat penting karena berkaitan dengan akhirat.
Coba bayangkan jika suami melihat istrinya enggan berjilbab, malas shalat fardhu, sering bermaksiat, atau tidak bisa membaca Al Qur’an, apakah ia rela istrinya seperti itu? Semua itu tentu saja perlu didikan. Selain dibini, yah harus dibina pula. Bukan hanya biologis saja yang ia nikmati dari istri. Seharusnya ada simbiosis mutualisme. Istri bisa membahagiakan suami, begitu pula sebaliknya. Dan kebahagiaan rohani ini lebih dari segalanya, lebih pula dari kebahagiaan dunia.
Semoga menjadi renungan bagi kita –para suami- firman Allah Ta’ala,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (QS. At Tahrim: 6). Lihatlah tafsiran para salaf mengenai ayat tersebut.
Lihatlah apa yang dikatakan oleh sahabat ‘Ali radhiyallahu ‘anhu,
أدبوهم، عَلموهم.
“Ajarilah adab dan agama kepada mereka”.
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma juga berkata,
اعملوا بطاعة الله، واتقوا معاصي الله، ومُروا أهليكم بالذكر، ينجيكم الله من النار.
“Lakukanlah ketaatan pada Allah dan hati-hatilahlah dengan maksiat. Perintahkanlah keluargamu untuk mengingat Allah (berdzikir), niscaya Allah akan menyelamatkan kalian dari jilatan neraka”.
Mujahid berkata,
اتقوا الله، وأوصوا أهليكم بتقوى الله. .
“Bertakwalah pada Allah dan nasehatilah keluargamu untuk bertakwa pada-Nya”.
Adh Dhohak dan Maqotil berkata,
حق على المسلم أن يعلم أهله، من قرابته وإمائه وعبيده، ما فرض الله عليهم، وما نهاهم الله عنه
“Kewajiban bagi seorang muslim adalah mengajari keluarganya, termasuk kerabat, budak laki-laki atau perempuannya. Ajarkanlah mereka perkara wajib yang Allah perintahkan dan larangan yang Allah larang.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 59)
Ingatlah, termasuk suatu kebahagiaan jika istri, anak dan kerabat kita mendapatkan hidayah. Lihatlah perkataan Al Hasan Al Bashri,
أن يُري الله العبد المسلم من زوجته، ومن أخيه، ومن حميمه طاعة الله. لا والله ما شيء أقر لعين المسلم من أن يرى ولدا، أو ولد ولد، أو أخا، أو حميما مطيعا لله عز وجل.
“Yang ingin dilihat Allah pada hamba muslim dari istri, saudara, dan sahabat karibnya adalah mereka semua taat pada Allah. Wallahi, demi Allah, tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan pandangan mata seorang muslim melebihi ketaatan pada Allah yang ia lihat pada anak, cucu, saudara dan sahabat karibnya.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10: 333).
Lalu bagaimana jika kita tidak bisa mendidik istri kita karena kita sendiri kurang dalam agama?
Jawabnya, hendaklah suami pun memperbaiki diri. Berusaha untuk mempelajari Islam lebih dalam sehingga ia bisa memperingatkan dan mendidik istrinya di rumah. Lebih maslahat jika istri dididik di rumah dibanding di luar. Itu jika mampu dan ini jalan yang lebih baik. Jika tidak bisa demikian, hendaklah si suami mengajak istri untuk datang ke majelis ilmu sebagaimana dirinya pun demikian. Belajarlah dari ilmu dasar, dimulai dari memperbaiki akidah, tauhid, dan memperbaiki amalan ibadah wajib serta ilmu penting lainnya. Dengan demikian, rumah akan terhiasi dengan cahaya ilmu dan itulah yang akan membuat keluarga semakin tentram dan bahagia.
Semoga Allah memudahkan kita untuk mendidik istri dan anak-anak kita dalam hal agama, sehingga kita pun terbebas dari siksa neraka.
Keenam: Mengajak istri dan anak untuk rajin beribadah
Selain mendidik istri dan anak dalam masalah diin (agama), suami pun berusaha untuk mengajak keluarganya untuk memperhatikan ibadahnya. Terutama sekali hal yang wajib. Didiklah istri dan anak untuk menjaga shalat lima waktu. Didiklah mereka memperhatikan pula amalan wajib lainnya dan sempurnakanlah amalan tersebut dengan amalan sunnah.
Cobalah perhatikan bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk memperhatikan shalat anak-anak kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ
Perhatikanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun. Jika mereka telah berumur 10 tahun, namun mereka enggan, pukullah mereka.” (HR. Abu Daud no. 495. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shahih sebagaimana dalam Irwaul Gholil 298).
Begitu pula beliau memerintahkan pada suami untuk memperhatikan shalat malam istrinya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَحِمَ اللهُ رَجُلاً قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَصَلَّتْ، فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ، وَرَحِمَ اللهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَصَلَّى فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِي وَجْهِهِ الْمَاءَ
Semoga Allah merahmati seorang lelaki yang bangun di waktu malam lalu mengerjakan shalat dan ia membangunkan istrinya lalu si istri mengerjakan shalat. Bila istrinya enggan untuk bangun, ia percikkan air di wajah istrinya. Semoga Allah merahmati seorang wanita yang bangun di waktu malam lalu mengerjakan shalat dan ia membangunkan suami lalu si suami mengerjakan shalat. Bila suaminya enggan untuk bangun, ia percikkan air di wajah suaminya.” (HR. Abu Daud no. 1450, An Nasai no. 1610, dan Ahmad 2: 250. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits hasan sebagaimana dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib 625).
Sungguh kemesraan yang luar biasa di akhir malam. Sedikit yang melakukannya. Dan sedikit pula yang mempedulikan pasangannya untuk shalat malam. Suami tentu saja bisa mengajak istri untuk rajin beribadah dengan ia terlebih dahulu membiasakan dirinya.
Semoga Allah memudahkan kita untuk menjalankan ketaatan, menjaga ibadah wajib dan merutinkan sunnah, sehingga itu pun bisa tertular pada istri dan anak-anak kita.
Masih berlanjut pembahasan kewajiban suami pada kesempatan lainnya, moga Allah memberi kemudahan demi kemudahan.
Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.

Kewajiban Suami (2)

kewajiban_suami_ideal_idamanMelanjutkan pelajaran terdahulu mengenai kewajiban suami, saat ini akan dikupas mengenai beberapa sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang suami. Seperti lemah lembut, perhatian dan meluangkan waktu untuk bercanda dengan istri tercinta. Sifat-sifat ini telah diajarkan oleh suri tauladan kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sudah sepatutnya pun kita selaku seorang suami meneladani dan mempraktekannya. Ketiga: Meluangkan waktu untuk bercanda dengan istri tercinta
Inilah yang dicontohkan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana yang diceritakan oleh istri beliau, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha,
أَنَّهَا كَانَتْ مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فِى سَفَرٍ قَالَتْ فَسَابَقْتُهُ فَسَبَقْتُهُ عَلَى رِجْلَىَّ فَلَمَّا حَمَلْتُ اللَّحْمَ سَابَقْتُهُ فَسَبَقَنِى فَقَالَ « هَذِهِ بِتِلْكَ السَّبْقَةِ ».
Ia pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam safar. ‘Aisyah lantas berlomba lari bersama beliau dan ia mengalahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tatkala ‘Aisyah sudah bertambah gemuk, ia berlomba lari lagi bersama Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun kala itu ia kalah. Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ini balasan untuk kekalahanku dahulu.” (HR. Abu Daud no. 2578 dan Ahmad 6: 264. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masih menyempatkan diri untuk bermain dan bersenda gurau dengan istrinya tercinta.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,
رَأَيْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يَسْتُرُنِى بِرِدَائِهِ ، وَأَنَا أَنْظُرُ إِلَى الْحَبَشَةِ يَلْعَبُونَ فِى الْمَسْجِدِ ، حَتَّى أَكُونَ أَنَا الَّذِى أَسْأَمُ ، فَاقْدُرُوا قَدْرَ الْجَارِيَةِ الْحَدِيثَةِ السِّنِّ الْحَرِيصَةِ عَلَى اللَّهْوِ
Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menutup-nutupi pandanganku dengan pakaiannya, sementara aku melihat ke arah orang-orang Habasyah yang sedang bermain di dalam Masjid sampai aku sendirilah yang merasa puas. Karenanya, sebisa mungkin kalian bisa seperti gadis belia yang suka bercanda” (HR. Bukhari no. 5236 dan Muslim no. 892). Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bercanda sambil menutup-nutupi pandangan istrinya yang ingin memandang seorang pemuda. Lihatlah candaan beliau dan senda gurau kepada istrinya tercinta! Sebagai suami pernahkah kita seperti itu?
Keempat: Menyempatkan waktu untuk mendengar curhatan istri
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa duduk dan menyimak curhatan dan cerita ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, sampai pun kisah itu panjang. Di antara cerita ‘Aisyah pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dikisahkan dalam hadits yang lumayan panjang berikut ini.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ جَلَسَ إِحْدَى عَشْرَةَ امْرَأَةً فَتَعَاهَدْنَ وَتَعَاقَدْنَ أَنْ لاَ يَكْتُمْنَ مِنْ أَخْبَارِ أَزْوَاجِهِنَّ شَيْئًا
Sebelas orang wanita berkumpul lalu mereka berjanji dan bersepakat untuk tidak menyembunyikan sedikit pun cerita tentang suami mereka.
قَالَتِ الأُوْلَى زَوْجِي لَحْمُ جَمَلٍ غَثٍّ عَلَى رَأْسِ جَبَلٍ لاَ سَهْلَ فَيُرْتَقَى وَلاَ سَمِيْنَ فَيُنْتَقَلُ
Wanita pertama berkisah, “Sesungguhnya suamiku adalah daging unta yang kurus yang berada di atas puncak gunung yang tanahnya berlumpur yang tidak mudah untuk didaki  dan dagingnya juga tidak gemuk untuk diambil.
[Maksud perkataan di atas: Si wanita memisalkan suaminya dengan daging yang kurus, sedikit dagingnya. Lalu daging tersebut diletakkan di atas gunung yang terjal yang sulit didaki. Daging unta berbeda dengan daging domba atau kambing yang terasa lebih enak. Artinya, si istri ingin menyatakan sulitnya bergaul dengan suaminya. Ia tidak mengerti bagaimana cara yang baik untuk berbicara dengan suaminya karena suaminya buruk perangainya. Sudah dengan usaha keras, si istri ingin berhubungan baik dengan suaminya, ia tidak bisa meraih dan bersenang-senang dengannya.]
قَالَتْ الثَانِيَةُ زَوْجِي لاَ أَبُثُّ خَبَرَهُ إِنِّي أَخَافُ أَنْ لاَ أَذَرَهُ إِنْ أَذْكُرْهُ أَذْكُرْ عُجَرَهُ وَبُجَرَهُ
Wanita keduaberkisah, “Mengenai suamiku, aku tidak akan menceritakannya karena jika aku berkisah tentangnya aku khawatir aku (tidak mampu) meninggalkannya. Jika aku menyebutkan tentangnya maka aku akan menyebutkan urat-uratnya yang muncul di tubuhnya dan juga perutnya”.
[Maksud perkataan di atas: Ia mengisyaratkan bahwa suaminya itu penuh dengan ‘aib. Jika diceritakan, ia khawatir tidak akan ada ujungnya kisah tentang suaminya karena saking banyaknya ‘aib suaminya. Jika aibnya disebut maka akan nampak aib luar seperti urat di badan dan dalam tubuhnya seperti urat di perut. Ada pula yang menafsirkan, jika si istri menceritakan aib suaminya, maka ia khawatir akan berpisah darinya. Karena jika sampai ketahuan, suaminya akan menceraikannya dan ia khawatir karena masih ada anak dan hubungan dengan suaminya.]
قَالَتْ الثَّالِثَةُ زَوْجِي الْعَشَنَّقُ إِنْ أَنْطِقْ أُطَلَّقْ وَإِنْ أَسْكُتْ أُعَلَّقْ
Wanita ketiga berkisah, “Suamiku tinggi, jika aku berucap maka aku akan dicerai, dan jika aku diam maka aku akan tergantung”.
[Maksud perkataan di atas: Ia memaksudkan suaminya adalah suami yang berperangai buruk atau ada yang mengatakan bahwa suaminya itu egois (mementingkan diri sendiri). Ia mengetahui jika ia mengeluh kepada suaminya maka sang suami langsung menceraikannya. Namun jika ia berdiam diri maka ia akan tersiksa karena seperti wanita yang tidak bersuami padahal ia bersuami.]
قَالَتِ الرَّابِعَةُ زَوْجِي كَلَيْلِ تِهَامَةَ لاَ حَرَّ وَلاَ قَرَّ وَلاَ مَخَافَةَ وَلاَ سَآمَةَ
Wanita keempat berkisah, “Suamiku seperti malam di Tihamah, tidak panas dan tidak dingin, tidak ada ketakutan dan tidak ada rasa bosan”.
[Maksud perkataan di atas: Tihamah adalah suatu daerah yang ma’ruf. Malam di sana seimbang (tidak panas dan tidak dingin), cuacanya bagus dan bersahabat. Jadi si wanita menyifati suaminya yang pelembut dan berperangai baik. Si wanita selalu tentram, tidak penuh kekhawatiran ketika berada di sisi suaminya. Suaminya tidak ada rasa bosan dengannya. Istrinya merasakan keadaannya di sisi suaminya seperti keadaan penduduk Tihamah, suaminya menikmati hubungan dengannya seperti kenikmatan di Tihamah yang tidak panas dan tidak dingin serta dalam cuaca yang bersahabat.]
قَالَتِ الْخَامِسَةُ زَوْجِي إِنْ دَخَلَ فَهِدَ وَإِنْ خَرَجَ أَسِدَ وَلاَ يَسْأَلُ عَمَّا عَهِدَ
Wanita kelima berkisah, “Suamiku jika masuk rumah seperti macan dan jika keluar maka seperti singa dan tidak bertanya apa yang telah diperbuatnya (yang didapatinya)”.
[Maksud perkataan di atas: Cerita si wanita bisa jadi sebuah pujian, bisa jadi suatu celaan. Apabila yang dimaksud adalah pujian, maka ada beberapa tafsiran. Tafsiran pertama, suaminya disifatkan seperti macan karena biasa menundukkan dan menjima’ istrinya. Aritnya, istrinya begitu disayangi sampai si suami tidak kuat tatkala memandangnya. Jika keluar dari rumah, ia adalah seorang yang gagah seperti singa. Jika datang, ia biasa membawa makanan, minuman dan pakaian, jangan ditanya di mana ia memperolehnya. Tafsiran kedua, masih sebagai pujian. Jika ia memasuki rumah, seperti macan, yaitu ia tidak pernah mengomentari apa yang terjadi di rumah, adakah yang cacat, dan tidak banyak komentar. Jika ia keluar dari rumah, ia begitu perkasa seperti singa. Ia tidak banyak bertanya apa yang terjadi. Maksudnya adalah si suami begitu bergaul dengan istri meskipun ia melihat kekurangan yang nampak pada istrinya.
Adapun jika maksud perkataan si wanita adalah celaan, dapat ditafsirkan ia mensifati suaminya ketika suaminya masuk ke dalam rumah seperti macan, yaitu bersikap kasar, tidak ada muqoddimah atau ancang-ancang sebelum hubungan intim. Juga ia memaksudkan bahwa suaminya memiliki perangai buruk, sering menyiksa dan memukulnya tanpa bertanya padanya. Jika suaminya keluar dan istrinya dalam keadaan sakit lalu ia kembali, tidak ada perhatiannya padanya dan anak-anaknya.]
قَالَتِ السَّادِسَةُ زَوْجِي إِنْ أَكَلَ لَفَّ وَإِنْ شَرِبَ اشْتَفَّ وَإِنِ اضْطَجَعَ الْتَفَّ وَلاَ يُوْلِجُ الْكَفَّ لِيَعْلَمَ الْبَثَّ
Wanita keenam berkisah, “Suamiku jika makan maka banyak menunya dan tidak ada sisanya, jika minum maka tidak tersisa, jika berbaring maka tidur sendiri sambil berselimutan, dan tidak mengulurkan tangannya untuk mengetahui kondisiku yang sedih”.
[Maksud perkataan di atas: Ia mensifati suaminya yang biasa menyantap makanan apa saja dan banyak minum. Jika ia tidur, ia sering menjauh dari istrinya dan tidur sendirian. Ia pun tidak berusaha mengetahui keadaan istrinya yang sedih. Intinya, ia menyifati suaminya dengan banyak makan dan minum, serta sedikit jima’ (berhubungan intim). Ini menunjukkan celaan.]
قَالَتِ السَّابِعَةُ زَوْجِي غَيَايَاءُ أَوْ عَيَايَاءُ طَبَاقَاءُ كُلُّ دَاءٍ لَهُ دَاءٌ شَجَّكِ أَوْ فَلَّكِ أَوْ جَمَعَ كُلاًّ لَكِ
Wanita ketujuh berkisah, “Suamiku bodoh yang tidak pandai berjimak, semua penyakit (aib) dia miliki, dia melukai kepalamu, melukai badanmu, atau mengumpulkan seluruhnya untukmu”.
[Maksud perkataan di atas: Ia menjelaskan bahwa suaminya tidak kuat berhubungan intim dengan istrinya. Jika ia berbicara, ia biasa menyakiti kepala. Jika ia berhubungan intim, ia biasa memukul kepala dan melukai jasad.]
قَالَتِ الثَّامِنَةُ زَوْجِي الْمَسُّ مَسُّ أَرْنَبَ وَالرِّيْحُ رِيْحُ زَرْنَبَ
Wanita kedelapanberkisah, “Suamiku sentuhannya seperti sentuhan kelinci dan baunya seperti bau zarnab (tumbuhan yang baunya harum)”.
[Maksud perkataan di atas: Suaminya selalu bersikap lemah lembut dan bersikap baik pada istrinya.]
قَالَتِ التَّاسِعَةُ زَوْجِي رَفِيْعُ الْعِمَادِ طَوِيْلُ النِّجَادِ عَظِيْمُ الرَّمَادِ قَرِيْبُ الْبَيْتِ مِنَ النَادِ
Wanita kesembilan berkisah, “Suamiku tinggi tiang rumahnya, panjang sarung pedangnya, banyak abunya, dan rumahnya dekat dengan bangsal (tempat pertemuan)”.
[Maksud perkataan di atas: Suaminya itu termasuk orang terpandang, banyak tamu yang mengunjunginya sehingga ia pun biasa menyembelih hewan untuk menyambut tamunya. Ia pun dianggap mulia oleh keluarganya. Suamiya pun biasa didatangi oleh orang-orang yang ingin curhat berbagai masalah dan persoalan mereka. Ia terkenal dengan sifatnya yang mulia, orang yang terpandangan, berakhlak mulia dan memiliki pergaulan yang baik dengan sesama]
قَالَتِ الْعَاشِرَةُ زَوْجِي مَالِكٌ وَمَا مَالِكٌ؟ مَاِلكُ خَيْر مِنْ ذَلِكَ لَهُ إِبِلٌ كَثِيْرَاتُ الْمَبَارِكِ قَلِيْلاَتُ الْمَسَارِحِ، وَإِذَا سَمِعْنَ صَوْتَ الْمُزْهِرِ أَيْقَنَّ أَنَهُنَّ هَوَالِكُ
Wanita kesepuluhberkisah, “Suamiku (namanya) adalah Malik, dan siapakah gerangan si Malik?  Malik  adalah lebih baik dari pujian yang disebutkan tentangnya. Ia memiliki unta yang banyak kandangnya dan sedikit tempat gembalanya, dan jika unta-unta tersebut mendengar kayu dari tukang jagal maka unta-unta tersebut yakin bahwa mereka akan disembelih.”
[Maksud perkataan di atas: Suaminya memiliki banyak unta sebagai persiapan untuk menyambut tamu. Artinya, suaminya memiliki akhlak mulia, ia sering memuliakan para tamu dengan pemuliaan yang luar biasa].
قَالَتِ الْحَادِيَةَ عَشْرَةَ زَوْجِي أَبُوْ زَرْعٍ فَمَا أَبُوْ زَرْعٍ؟ أَنَاسَ مِنْ حُلِيٍّ أُذُنَيَّ وَمَلَأَ مِنْ شَحْمِ عَضُدَيَّ وَبَجَّحَنِي فَبَجَحْتُ إِلَى نَفْسِي
Wanita kesebelas berkisah, “Suamiku adalah Abu Zar’. Siapa gerangan Abu Zar’? Dialah yang telah memberatkan telingaku dengan perhiasan dan telah memenuhi lemak di lengan atas tanganku dan menyenangkan aku, maka aku pun gembira.”
[Maksud perkataan di atas: Maksudnya yaitu suaminya Abu Zar’ memberikannya perhiasan yang banyak dan memperhatikan dirinya serta menjadikan tubuhnya padat (montok). Karena jika lengan atasnya padat maka tandanya tubuhnya semuanya padat. Hal ini menjadikannya gembira. Merupakan sifat suami yang baik adalah menghiasi dan mempercantik istrinya dengan perhiasan dan memberikan kepada istrinya makanan pilihan. Sesungguhnya hal ini menjadikan sang istri menjadi sangat mencintai suaminya karena merasakan perhatian suaminya dan sayangnya suaminya kepadanya. Para wanita sangat suka kepada perhiasan emas, dan ini merupakan hadiah yang paling baik yang diberikan kepada wanita. Tubuh yang berisi padat (tidak kurus dan tidak gemuk) merupakan sifat kecantikan seorang wanita.]
. وَجَدَنِي فِي أَهْلِ غُنَيْمَةٍ بِشِقٍ فَجَعَلَنِي فِي أَهْلِ صَهِيْلٍ وَأَطِيْطٍ وَدَائِسٍ وَمَنَقٍ، فَعِنْدَهُ أَقُوْلُ فَلاَ أُقَبَّحُ وَأَرْقُدُ فَأَتَصَبَّحُ وَأَشْرَبُ فَأَتَقَنَّحُ
Ia mendapatiku pada peternak kambing-kambing kecil dalam kehidupan yang sulit, lalu ia pun menjadikan aku di tempat para pemilik kuda dan unta, penghalus makanan dan suara-suara hewan ternak. Di sisinya aku berbicara dan aku tidak dijelek-jelekan, aku dibiarkan tidur di pagi hari, aku minum hingga aku puas dan tidak pingin minum lagi.
[Maksud perkataan di atas: Maksudnya yaitu Abu Zar’ mendapatinya dari keluarga yang menggembalakan kambing-kambing kecil yang menunjukan keluarga tersebut kurang mampu dan menjalani hidup dengan susah payah. Lalu Abu Zar’ memindahkannya ke kehidupan keluarga yang mewah yang makanan mereka adalah makanan pilihan yang dihaluskan. Mereka memiliki kuda-kuda dan onta-onta serta hewan-hewan ternak lainnya. Jika ia berbicara di hadapan suaminya maka suaminya Abu Zar’ tidak pernah membantahnya dan tidak pernah menghinakan atau menjelekkannya karena mulianya suaminya tersebut dan sayangnya pada dirinya. Ia tidur di pagi hari dan tidak dibangunkan karena sudah ada pembantu yang mengurus urusan rumah. Ia minum hingga puas sekali dan tidak ingin minum lagi yaitu suaminya telah memberikannya berbagai macam minuman seperti susu, jus anggur, dan yang lainnya. Merupakan sifat suami yang baik adalah membantu istrinya diantaranya dengan mendatangkan pembantu yang bisa membantu tugas-tugas rumah tangga istrinya.]
. أُمُّ أَبِي زَرْعٍ، فَمَا أُمُّ أَبِي زَرْعٍ ؟ عُكُوْمُهَا رِدَاحٌ وَبَيْتُهَا فَسَاحٌ
ابْنُ أَبِي زَرْعٍ، فَمَا ابْنُ أَبِي زَرْعٍ؟ مَضْجَعُهُ كَمَسَلِّ شَطْبَةٍ وَيُشْبِعُهُ ذِرَاعُ الْجَفْرَةِ بِنْتُ أَبِي زَرْعٍ، فَمَا بِنْتُ أَبِي زَرْعٍ؟ طُوْعُ أَبِيْهَا وَطُوْعُ أُمِّهَا وَمِلْءُ كِسَائِهَا وَغَيْظُ جَارَتِهَا جَارِيَةُ أَبِي زَرْعٍ، فَمَا جَارِيَةُ أَبِي زَرْعٍ؟ لاَ تَبُثُّ حَدِيْثَنَا تَبْثِيْثًا وَلاَ تُنَقِّثُ مِيْرَتَنَا تَنْقِيْثًا وَلاَ تَمْلَأُ بَيْتَنَا تَعْشِيْشًا
Ibu Abu Zar’. Siapakah gerangan Ibu Abu Zar’?, yang mengumpulkan perabotan rumah, dan memiliki rumah yang luas.
[Maksud perkataan di atas: Ibu suaminya adalah wanita yang kaya raya yang memiliki banyak perabot rumah tangga didukung dengan rumahnya yang besar dan luas. Hal ini menunjukan bahwa sang ibu adalah orang yang sangat baik yang selalu memuliakan tamu-tamunya. Di antara sifat istri yang sholehah hendaknya ia menghormati ibu suaminya dan memahami bahwa ibu suaminyalah yang telah melahirkan suaminya yang telah banyak berbuat baik kepadanya. Kemudian hendaknya tidak ada permusuhan antara seorang istri yang sholehah dan ibu suaminya. Dan sesungguhnya tidak perlu adanya permusuhan karena pada hakekatnya tidak ada motivasi yang mendorong pada hal itu jika keduanya menyadari bahwa masing-masing memiliki hak-hak khusus yang berbeda yang harus ditunaikan oleh sang suami.]
ابْنُ أَبِي زَرْعٍ، فَمَا ابْنُ أَبِي زَرْعٍ؟ مَضْجَعُهُ كَمَسَلِّ شَطْبَةٍ وَيُشْبِعُهُ ذِرَاعُ الْجَفْرَةِ
Putra Abu Zar’, siapakah gerangan dia? Tempat tidurnya adalah pedang yang terhunus keluar dari sarungnya, ia sudah kenyang jika memakan lengan anak kambing betina.
[Maksud perkataan di atas: Putra suaminya adalah anak yang gagah dan tampan serta pemberani, tidak gemuk karena sedikit makannya, tidak kaku dan lembut, namun sering membawa alat perang dan gagah tatkala berperang.]
بِنْتُ أَبِي زَرْعٍ، فَمَا بِنْتُ أَبِي زَرْعٍ؟ طُوْعُ أَبِيْهَا وَطُوْعُ أُمِّهَا وَمِلْءُ كِسَائِهَا وَغَيْظُ جَارَتِهَا
Putri Abu Zar’, siapakah gerangan dia? Taat kepada ayahnya dan ibunya, tubuhnya segar montok, membuat madunya marah kepadanya.
[Maksud perkataan di atas: Ia adalah seorang putri yang berbakti kepada kedua orang tuanya sehingga menjadikannya adalah buah hati kedua orangtuanya. Ia seorang putri yang cantik dan disenangi suaminya hingga menjadikan istri suaminya yang lain cemburu dan marah kepadanya karena kecantikannya tersebut.]
جَارِيَةُ أَبِي زَرْعٍ، فَمَا جَارِيَةُ أَبِي زَرْعٍ؟ لاَ تَبُثُّ حَدِيْثَنَا تَبْثِيْثًا وَلاَ تُنَقِّثُ مِيْرَتَنَا تَنْقِيْثًا وَلاَ تَمْلَأُ بَيْتَنَا تَعْشِيْشًا
Budak wanita Abu Zar’, siapakah gerangan dia? Ia menyembunyikan rahasia-rahasia kami dan tidak menyebarkannya, tidak merusak makanan yang kami datangkan dan tidak membawa lari makanan tersebut, serta tidak mengumpulkan kotoran di rumah kami.
[Maksud perkataan di atas: Budak wanita tersebut adalah orang yang terpercaya bisa menjaga rahasia dan amanah. Seluruh kejadian atau pembicaraan yang terjadi di dalam rumah tidak tersebar keluar rumah. Ia sangat jauh dari sifat khianat dan sifat mencuri. Dia juga pandai menjaga diri sehingga jauh dari tuduhan tuduhan sehingga ia tidak membawa kotoran (tuduhan-tuduhan jelek) dalam rumah kami.]
قَالَتْ خَرَجَ أَبُو زَرْعٍ وَالأَوْطَابُ تُمَخَّضُ فَلَقِيَ امْرَأَةً مَعَهَا وَلَدَانِ لَهَا كَالْفَهْدَيْنِ يَلْعَبَانِ مِنْ تَحْتِ خِصْرِهَا بِرُمَّانَتَيْنِ فَطَلَّقَنِي وَنَكَحَهَا
Keluarlah Abu Zar’ pada saat tempat-tempat dituangkannya susu sedang digoyang-goyang  agar keluar sari susunya, maka ia pun bertemu dengan seorang wanita bersama dua orang anaknya seperti dua ekor macan. Mereka berdua sedang bermain di dekatnya dengan dua buah delima. Maka iapun lalu menceraikanku dan menikahi wanita tersebut.
[Maksud perkataan di atas: Abu Zar’ suatu saat keluar di pagi hari pada waktu para pembantu dan para budak sedang sibuk bekerja dan diantara mereka ada yang sedang menggoyang-goyangkan (mengocok-ngocok) susu agar keluar sari susu tersebut. Kemudian ia bertemu dengan seorang wanita yang memiliki dua orang anak yang menunjukan bahwa wanita tersebut adalah wanita yang subur. Hal ini merupakan sebab tertariknya Abu Zar’ untuk menikahi wanita tersebut, karena orang Arab senang dengan wanita yang subur untuk memperbanyak keturunan. Dan sang wanita memiliki dua anak yang masih kecil-kecil yang menunjukan bahwa wanita tersebut masih muda belia. Akhirnya Abu Zar’pun menikahi wanita tersebut dan mencerai Ummu Zar’]
فَنَكَحْتُ بَعْدَهُ رَجُلاً سَرِيًا رَكِبَ شَرِيًّا وَأَخَذَ خَطِّيًّا وَأَرَاحَ عَلَيَّ نَعَمًا ثَرِيًا وَأَعْطَانِي مِنْ كُلِّ رَائِحَةٍ زَوْجًا وَقَالَ كُلِي أُمَّ زَرْعٍ وَمِيْرِي أَهْلَكِ قَالَتْ فَلَوْ جَمَعْتُ كُلَّ شَيْءٍ أَعْطَانِيْهِ مَا بَلَغَ أَصْغَرَ آنِيَةِ أَبِي زَرْعٍ
Setelah itu aku pun menikahi seoerang pria yang terkemuka yang menunggang kuda pilihan balap. Ia mengambil tombak khotthi  lalu  membawa tombak tersebut untuk berperang dan membawa ghonimah berupa onta yang banyak sekali. Ia memberiku sepasang hewan dari hewan-hewan yang disembelih dan berkata, “Makanlah wahai Ummu Zar’ dan berkunjunglah ke keluargamu dengan membawa makanan”. Kalau seandainya aku mengumpulkan semua yang diberikan olehnya maka tidak akan mencapai belanga terkecil Abu Zar’.
[Maksud perkataan di atas: Ummu Zar’ setelah itu menikahi seorang pria yang gagah perkasa yang sangat baik kepadanya hingga memberikannya  makanan yang banyak, demikian juga pemberian-pemberian yang lain, bahkan ia memerintahkannya untuk membawa pemberian-pemberian tersebut kepada keluarga Ummu Zar’. Namun meskipun demikian Ummu Zar’ kurang merasa bahagia dan selalu ingat kepada Abu Zar’.
Yang membedakan antara Abu Zar’ dan suaminya yang kedua adalah Abu Zar’ selalu berusaha mengambil hati istrinya, ia tidak hanya memenuhi kebutuhan istrinya akan tetapi kelembutannya dan kasih sayangnyalah yang telah memikat hati istrtinya. Ditambah lagi Abu Zar’ adalah suami pertama dari sang wanita.]
قَالَتْ عَائِشَةُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم كُنْتُ لَكِ كَأِبي زَرْعٍ لِأُمِّ زَرْعٍ
‘Aisyah berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Aku bagimu seperti Abu Zar’ bagi Ummu Zar’.
Dalam riwayat lain Aisyah berkata
يَا رَسُوْلَ اللهِ بَلْ أَنْتَ خَيْرٌ إِلَيَّ مِنْ أَبِي زَرْعٍ
Wahai Rasulullah, bahkan engkau lebih baik kepadaku dari pada Abu Zar’” (HR. An-Nasai dalam As-Sunan Al-Kubro 5: 358, no. 9139)
Kisah yang panjang di atas menunjukkan tipe-tipe suami, ada yang berakhlak mulia yang patut kita tiru dan ada yang perangangainya buruk yang harus kita jauhi.
Kisah ini juga menunjukan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang selalu sayang dan perhatian kepada Aisyah. Berbeda dengan sebagian suami yang kasih sayangnya kepada istrinya hanya pada waktu-waktu tertentu saja, dan pada waktu-waktu yang lain tidak demikian. Kisah ini juga mengandung pelajaran bahwa sebaiknya suami berusaha untuk memperhatikan dan menyimak curhatan istrinya, meskipun agak lama seperti dalam kisah ini.
Demikian ulasan kita pada hari ini. Masih ada beberapa kewajiban suami  yang belum penulis ulas. Moga bisa diteruskan dalam kesempatan yang lain.
Semoga Allah memudahkan kita menjadi suami idaman, penuh kelembutan, penuh kasih sayang dan amat perhatian pada istri. Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.

Referensi:
Shahih Fiqh Sunnah, Abu Malik, terbitan Al Maktabah At Taufiqiyah, 3: 204-211.

Allah Sangat Suka dengan Hamba yang Bertaubat

taubatAllah sangat suka pada hamba-Nya yang bertaubat. Sampai-sampai Allah lebih bergembira dibanding seseorang yang kehilangan hewan tunggangannya yang membawa bekalnya, lalu hewan tersebut tiba-tiba datang lagi kembali.
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik Al Anshori, pembatu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau berkata bahwa beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
اللَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ سَقَطَ عَلَى بَعِيرِهِ ، وَقَدْ أَضَلَّهُ فِى أَرْضِ فَلاَةٍ
"Sesungguhnya Allah itu begitu bergembira dengan taubat hamba-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang menemukan kembali untanya yang telah hilang di suatu tanah yang luas." (HR. Bukhari no. 6309 dan Muslim no. 2747).
Dalam riwayat Muslim disebutkan,
لَلَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ حِينَ يَتُوبُ إِلَيْهِ مِنْ أَحَدِكُمْ كَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ بِأَرْضِ فَلاَةٍ فَانْفَلَتَتْ مِنْهُ وَعَلَيْهَا طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ فَأَيِسَ مِنْهَا فَأَتَى شَجَرَةً فَاضْطَجَعَ فِى ظِلِّهَا قَدْ أَيِسَ مِنْ رَاحِلَتِهِ فَبَيْنَا هُوَ كَذَلِكَ إِذَا هُوَ بِهَا قَائِمَةً عِنْدَهُ فَأَخَذَ بِخِطَامِهَا ثُمَّ قَالَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ اللَّهُمَّ أَنْتَ عَبْدِى وَأَنَا رَبُّكَ.أَخْطَأَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ
"Sesungguhnya Allah sangat gembira dengan taubat hamba-Nya ketika ia bertaubat pada-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang berada di atas kendaraannya dan berada di suatu tanah yang luas (padang pasir), kemudian hewan yang ditungganginya lari meninggalkannya. Padahal di hewan tunggangannya itu ada perbekalan makan dan minumnya. Sehingga ia pun menjadi putus asa. Kemudian ia mendatangi sebuah pohon dan tidur berbaring di bawah naungannya dalam keadaan hati yang telah berputus asa. Tiba-tiba ketika ia dalam keadaan seperti itu, kendaraannya tampak berdiri di sisinya, lalu ia mengambil ikatnya. Karena sangat gembiranya, maka ia berkata, 'Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Rabb-Mu.' Ia telah salah mengucapkan karena sangat gembiranya." (HR. Muslim no. 2747).
Beberapa faedah dari hadits di atas:
1- Allah begitu menyayangi hamba yang bertaubat.
2- Hadits ini memotivasi kita untuk banyak bertaubat pada Allah.
3- Sesuatu yang keliru yang dilakukan tidak disengaja tidaklah terkena hukuman. Seperti jika seseorang keliru mengatakan, 'Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Rabb-Mu.' Ini adalah kalimat kufur namun diucapkan dalam keadaan keliru, tidak disengaja.
4- Hendaklah kita mencontoh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang selalu menjelaskan sesuatu dengan contoh untuk semakin memperjelas sesuatu.
5- Pasrah pada ketentuan Allah mendatangkan kebaikan dan keberkahan. Karena laki-laki yang dikisahkan dalam hadits di atas telah berputus asa dari hilangnya hewan tunggangannya, lantas Allah pun mengembalikan hewan tunggangannya.
6- Bolehnya bersumpah untuk menguatkan perkataan pada suatu hal yang ada maslahat.
7- Allah memiliki sifat (farh) yaitu bergembira yang sesuai dengan keagungan Allah Ta'ala.
8- Hadits ini menunjukkan dorongan untuk mengintrospeksi diri.
Semoga faedah singkat ini bermanfaat. Semoga Allah menjadikan kita hamba yang gemar untuk bertaubat.

Referensi:
Bahjatun Nazhirin Syarh Riyadhish Sholihin, Abu Usamah Salim bin ‘Ied Al Hilaliy, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan pertama, tahun 1430 H, 1: 46-47.
Nuzhatul Muttaqin Syarh Riyadhish Sholihin, Dr. Musthofa Al Bugho, dll, terbitan Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1432 H, hal. 20.
Syarh Riyadhish Sholihin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, terbitan Madarul Wathon, cetakan tahun 1426 H, 1: 101-103.

Guru yang Galak

                      

            WAJAHNYA brewokan dan jarang tersenyum. Setiap mengajar pelajaran matematika, anak-anak tidak menyukainya, sebab terkadang dia marah-marah kalau ada siswa yang tidak bisa mengerjakan. Tidak hanya itu, dia pun tidak seagan-segan menjewer kuping siswa yang tidak mengerjakan tugas atau tangannya melayang kepada siswa yang tidak bisa menyelesaikan soal matematika. Selama pelajaran berlangsung, tidak ada siswa yang berani ngobrol atau bercakap-cakap dengan temannya. Semua mata harus memperhatikan apa yang sedang dijelaskan oleh Pak Enjang.
            Tetapi dibalik kegalakannya, tetap sebagai seorang pendidik ada rasa tanggungjawab yang sangat besar. Dia pernah berkata kepada anak-anak,”Bapak itu bukan marah tanpa alasan, menempeleng atau menjewer kamu tanpa dasar. Coba ingat-ingat, setiap kali bapak marah dan menjewer telinga kalian, apakah yang salah itu bapak atau kalian. Bapak sudah menyuruh mengerjakan tugas, tetapi kamu tidak mengerjakan. Itu berarti kamu sudah melanggar perintah guru, dan wajib mendapat sanksi. Ya sanksinya dijewer telinga atau ditempeleng.. Bapak melakukan semua itu karena rasa tanggungjawab bapak kepada kalian di masa yang akan datang. Kalau kalian tidak pernah menurut sama guru, lantas yang kalian tururi perintah itu siapa?”
            Benar juga apa yang dikatakan Pak Enjang. Aku baru menyadari dari sikapnya yang galak, ternyata hatinya  sangat mulia dan ingin agar anak-anaknya maju dan berhasil di masa yang akan datang.
            Tetapi ada beberapa anak  yang telah merencakan perbuatan jahat kepada Pak Enjang, sebab mereka merasa selama ini sakit hati dengan tindakannya yang cenderung kasar.  Bagi mereka menjewer masih dianggap wajar, tetapi kalau menempeleng, mereka tidak bisa menerima. Mereka pernah ditempeleng disebabkan tidak mengerjakan tugas matematika. Ada lima orang yang merencanakan niat jahat itu adalah Deni, Dadang, Danu, Adeng dan Ujang.
            Ujang teman yang dekat dengan aku, rumahnya tidak jauh denganku. Ketika niat jahat  itu kusampaikan kepadaku, aku kaget.
            “Jadi kamu dengan teman-teman kamu akan berbuat jahat kepada Pak Enjang!” kataku penasaran.
            “Benar, soalnya kami ditampar sangat keras. Sampai sekarang aku masih merasakan sakit!”
            “Tapi yang salah kan kamu juga…mengapa tugas PR tidak dikerjakan?”
            “Tapi jangan begitu dong! Aku sendiri tidak pernah ditampar sama bapakku..tapi Pak Enjang keterlaluan!”
            “Itu kan memberi pelajaran kepada kamu agar di lain waktu tugas kamu dikerjakan…!”
            “Ah, pokoknya aku tidak terima. Kami sudah sepakat akan melakukan sesuatu buat Pak Enjang, agar dia kapok!”
            “Memangnya kamu mau merencanakan perbuatan jahat apa?”
            “Itu rahasia…kamu tidak perlu tahu?”
            “Sebaiknya niat kalian urungkan…sebelum terjadi apa-apa?”
            “Pokoknya kami sudah merencakan matang sekali!...lihat saja nanti!” Ujang mengancam.
            Aku jadi gelisah dan bingung atas tindakan teman-teman yang akan merencanakan perbuatan jahat. Terus saja aku sama sekali tidak setuju dengan tindakan mereka,sebab akan menimbulkan akibat yang berbahaya, mereka bisa diancam tidak naik kelas. Niat jahat apa yang akan mereka lakukan? Itulah yang membuat aku penasaran.
            Apakah sebaiknya yang harus aku lakukan? Aku bingung menghadapi semua itu. Apakah aku harus segera mencegah perbuatan mereka sebelum terjadi? Ataukah aku mendatangi saja Pak Enjang, kemudian kusampaikan niat jahat mereka? Tetapi kalau mereka tahu aku yang melaporkan, maka pasti aku akan dimusuhi?
            Aku terus berpikir mencari jalan terbaik menghadapi masalah ini. Malam hari aku membuat keputusan sendiri, aku harus segera menemui Pak Enjang dan menyampaikan  sendiri niat jahat beberapa teman sekelas. Besok pagi aku harus segera menemui Pak Enjang dan kusampaikan apa yang akan dilakukan oleh Ujang dan rekan-rekannya.
            Pagi-pagi aku sudah berada di sekolah. Aku akan segera menemui Pak Enjang untuk menyampaikan rencana yang akan dilakukan oleh para siswa kelas 6 itu. Namun hari itu guru matematika itu tidak masuk sekolah, karena sakit. Aku heran, jangan-jangan mereka sudah melakukan perbuatan jahat. Aku jadi cemas.
            Ujang bersama rekan-rekannya nampak berkumpul. Mereka terlihat tertawa bersama, entah apa yang ditertawakan. Aku segera mendekati mereka dan bertanya pada Ujang.
            “Jang, apakah rencana kamu sudah dilaksanakan?”
            “Ya sudah, tadi malam aku mendatangi rumahnya…!”
            “Lantas apa yang kamu lakukan?” aku cemas.
            “Kami lempari rumahnya dengan batu-batu, kaca rumahnya pecah dan kami lempari kepalanya …sekarang Pak Enjang  tidak masuk….nah itulah akibatnya!”
            “Kalian jahat….tidak pantas berbuat begitu?” aku berteriak pada mereka. “Pak Enjang adalah guru yang sangat sayang kepada kita, tetapi mengapa kalian tega berbuat begitu?”
            “Itu hak kami…sekarang kamu mau apa?” tanya Deni yang memiliki tubuh agak besar dibandingkan dengan yang lain.
            “Masa kalian kepada guru bertindak begitu?”
            “Aku hanya ingin memberi pelajaran saja!”
            Aku geram dengan tindakan teman-teman itu. Hari itu, selesai jam pelajaran sekolah aku bergegas menuju rumah Pak Enjang yang kebetulan tidak terlalu jauh dari sekolah.
            Namun ketika sampai di rumah, aku kaget sebab apa yang dikatakan Ujang dan Deni sama sekali tidak berbeda dengan kenyataan. Rumah Pak Enjang tidak ada yang rusak, demikian pula tida ada kaca yang pecah. Aku bersyukur karena kekhawatiranku tidak terbukti.
            Aku mengetuk pintu rumahnya dan menyampaikan salam. Terdengar suara Pak Enjang dari dalam rumah, kemudian pintu  terbuka. Terlihat  wajah Pak Enjang pucat pasi menahan sakit.
            “Bapak kenapa? Aku cemas terjadi apa-apa dengan bapak?” tanyaku.
            “Bapak sejak kemarin terkena demam panas…hari ini mau ke dokter?”
            “Adakah teman sekelas yang datang ke sini?”
            “Ada waktu malam ke sini…mereka adalah Ujang, Udin, Dadang, Danu dan Adeng..mereka mengunjungi bapak karena mendengar bapak sakit…tapi mereka menyampaikan protes terhadap sikap bapak yang tidak mereka terima…yaitu menempeleng siswa…mereka keberatan dengan tindakan keras bapak menempeleng….jadi  bapak berjanji tidak akan menempeleng siswa sebab tindakan itu merupakan perbuatan kasar yang tidak pantas dilakukan bapak. Jadi  bapak mohon maaf kepada mereka!”
            “Jadi tidak ada kejahatan yang mereka lakukan?” tanyaku penasaran.
            “Sama sekali tidak ada…bahkan mereka datang dengan sopan santun…bapak jadi malu sendiri…ternyata selama ini tindakan bapak tidak tepat. Ada protes dari siswa membuat bapak sadar,  bapak menempeleng adalah tindakan yang tidak dibenarkan dalam mendidik anak-anak…bapak sudah meminta maaf!”
            Aku  bengong, ternyata Ujang telah berbohong padaku. Apa maksud mereka begitu? Namun aku bahagia sebab ternyata mereka sama sekali tidak memiliki hati jahat, justru sebalikya mereka berhati mulia. Ketika besoknya bertemu, langsung saja aku menegur mereka,
            “Kalian ini apa-apaan telah membohongi aku?” kataku kesal.
            “Ha…ha…ha ,“ serempak mereka tertawa.
            “Kami hanya ingin menguji kamu saja….apakah kamu percaya atau tidak kepada kami sebelum kamu membuktikannnya?” ucapnya.
            Aku kesal dengan mereka, namun aku bahagia juga sebab mereka justru ingin mengetahui apakah aku termasuk siswa yang hati-hati atau tidak, ternyata aku mendapat pelajaran yang berharga dari mereka. Aku jadi malu sendiri!****
                                                                        Demak, 26 November 2013

Kamis, 21 November 2013

Buku Saku Pramuka Lengkap



BAB I
TRISATYA DAN DASA DARMA PRAMUKA
A.  TRI SATYA dan DASA DHARMA PRAMUKA
Adapun Janji (sumpah) Pramuka yaitu Tri Satya yang artinya adalah kata-kata janji atau sumpah yang diucapkn oleh seorang Pramuka golongan Penggalang, Penegak, Pandega dan anggota dewasa.

1.      Tri Satya
Pengertian dari Tri Satya adalah Tri : tiga, Satya : Kesetiaan,
Artinya adalah tiga kesetiaan yang harus di penuhi oleh atau dipatuhi oleh setiap anggota Pramuka.

Isi dan Arti Tri Satya. adalah sebagai berikut :
Tri Satya, Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
1.      Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuaan Republik Indonesia.
2.      Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat.
3.      menepati Dasa Dharma.
Adapun Tri Satya tersebut diatas mengandung arti bahwa seorang Pramuka berkewajiban sebagai berikut :
1.    Menjalankan kewajiban/Perintah Tuhan, serta menjauhi segala apa yang mnjauhi larangan
2.    Kewajiban terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3.    Kewajiban terhadap Pancasila, yaitu dengan cara menghayati dan mengamalkan isinya.
4.    Kewajiban terhadap sesama masyarakat.
5.    Kewajiban menhayati dan mengamalkan Dasa Dharma.

2.      Dasa Dharma
Pengertian Dasa Dharma adalah
Dasa     : sepuluh,
Dharma : Perbuatan baik (kebajikan).
Dasa Dharma adalah sepuluh Kebajikan yang menjadi pedoman bagi Pramuka dalam bertingkah laku sehri-hari.

Isi dan Arti Dasa Dharma adalah sebagai berikut :
Dasa Dharma Pramuka, Pramuka itu :
1.      Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.      Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3.      Patriot yang sopan dan kesatria.
4.      Patuh dan suka bermusyawarah.
5.      Rela menolong dan tabah.
6.      Rajin, trampil dan gembira.
7.      Hemat, cermat dan bersahaja.
8.      Disiplin, berani dan setia.
9.      Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
10.  Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan.

Arti dari masing-masing bait Dasa Dharma tersebut diatas adala sebagai berikut :

1.      Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
·      Menjalankan semua perintah Tuhan serta meninggalkan segala laranganya.
·      Menbaca do’a atau niat karena Allah dalam setiap mengawali dan mengakhiri kegiatan dalam kehidupan sehari-hari.
·      Patuh dan berbakti kepada kedua orang tua, serta sayang kepada saudara. dsb
2.      Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
·      Selalu menjaga kebersihan lingkungan baik disekolah maupun dirumah.
·      Ikut menjaga kelestarian alam, baik flora maupun fauna.
·      Membantu fakir miskin, yatim piatu, orang tua jompo dan mengunjungi yang sakit. dsb.
3.      Patriot yang sopan dan ksatria
·      Belajar disekolah dengan baik.
·      Menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.
·      Membiasakan diri untuk berani mengakui kesalahan dan membenarkan yang benar.
·      Ikut serta dalam pertahan bela Negara.
4.      Patuh dan suka bermusyawarah.
·      Patuh kepada kedua orang tua, guru dan pembina dengan cara mengerjakan tugas sebaik-baiknya.
·      Berusaha mufakat dalam setiap musyawarah.
·      Tidak mengambil keputusan secara tergesa-gesa yang didapatkan tanpa melalui musyawarah.
5.      Rala menolong dan tabah.
·      Selalu berusaha menolong sesama yang sedang mengalami musibah atau kesusahan serta tidak pernah meminta atau mengharapikan imbalam (pamrih).
·      Tabah dalam mengalami berbagai kesulitan dengan tidak banyak mengeluh, dan tak mudah putus asa.
·      Bersedia menolong tanpa diminta. dsb.
6.      Rajin, trampil dan gembira.
·      Membiasakan menyusun jadwal dalam kegiatan sehari-hari.
·      Tidak pernah bolos dari sekolah, selalu hadir diwaktu latihan atau pertemuan pramuka.
·      Dapat membuat berbagai macam kerajinan atau hasta karya yang berguna.
·      Selalu riang gembira diwaktu melakukan kegiatan atau pekerjaan.
7.      Hemat, cermat dan bersahajat.
·      Tidak boros dan bersikap hidup hemat.
·      Rajin menabung.
·      Bersikap hidup sederhana, tidak berlebih-lebihan.
·      Tepat waktu (kesekolah, belajar, latihan, dll).
·      Bisa membuat perencanaan sebelum tindakan.
8.      Disiplin, berani dan setia.
·      Selalu tepat waktu sesuai jadwal yang ditentukan.
·      Mendahulukan kewajiban dibanding sebelum meminta haknya.
·      Berani mengambil keputusan.
·      Tidak mengecewakan orang lain. dsb.
9.      Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
·      Tidak mengelakkan amanat dengan sesuatu alasan yang dicari-cari.
·      Jujur tidak mengada-ada.
10.  Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan.
·      Selalu berfikir positif dan menghargai sikap atau pendapat orang lain dan bisa menyumbangkan saran yang baik dengan cara yang baik.
·      Berhati-hati mengendalikan diri dari ucapan yang tidak pantas dan menimbulkan ketidak percayaan orang lain pada dirinya.
·      Berusaha menjaga diri dalam segala tindak tanduk perbuatan yang jelek melanggar menurut kehidupan masyarakat dan aturan agama.
BAB II
LAMBANG GERAKAN PRAMUKA
Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan sifat, keadaan, nilai dan norma yang dimiliki setiap anggota Pramuka yang dicita-citakan oleh gerakan pramuka.
Lambang Gerakan Pramuka diciptakan oleh Soenardjo Atmodipuro, seorang pembina pramuka yang aktif bekerja sebagai pegawai tinggi Departemen Pertanian. Lambang gerakan pramuka digunakan sejak tanggal 14 Agustus 1961 pada Panji Gerakan Pendidikan Panduan Nasional Indonesia yang dianugerahkan kepada gerakan pramuka.
A.  Bentuk dan Arti Kiasan
Bentuk lambang Gerakan Pramuka adalah gambar bayangan (Silhouette) tunas kelapa, sesuai dengan keputusan Kwartir Nasional nomor 06/KN/72, yang ditetapkan pada tanggal 31 Januari 1972.
Arti kiasan lambang pramuka adalah sebagai berikut :
1.    Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal (tunas), yang istilahnya cikal bakal di Indonesia berarti penduduk asli yang pertama yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah nyiur tumbuh itu mengkiaskan bahwa seorang Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
2.    Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagai-manapun juga ini mengkiaskan bahwa seorang Pramuka adalah orang yang sehat jasmani dan rohaninya, kuat dan ulet, besar tekatnya dalam menghadapi segala tantangan hidup dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi pada tanah air dan bangsa Indonesia.
3.    Buah nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa seorang Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat dimana ia berada dalam keadaan bagaimana pun juga.
4.    Buah nyiur tumbuh menjulang tinggi keatas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa seorang Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, mulia, jujur dan tegak tidak mudah di ombang-ambingkan oleh sesuatu.
5.    Akar nyiur tumbuh kuat erat didalam tanah. Lambang ini mengkiaskan tekad dan keyakinan seorang Pramuka yang berpegang pada dasar-dasar atau landasan yang baik, benar, kuat dan nyata yaitu tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.
6.    Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Lambang ini mengkiaskan bahwa seorang Pramuka adalah manusia yang berguna, dan membaktikan diri kegunaannya kepada Tanah air, Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.
Dari enam kiasan itulah diharapkan kepada setiap anggota Pramuka harus berguna bagi diri, orang tua, sekolah, masyarakat dan Negara, bukan sebaliknya malah menjadi beban atau tanggungan orang lain.
B.  Makna Lambang Pramuka secara keseluruhan.
Lambang Gerakan Pramuka merupakan tanda kebesaran jiwa setiap Pramuka. Lambang ini mengandung makna bahwa setiap Pramuka itu tangkas, sigap, sehat jasmani dan rohani, kuat dan ulet, berpengharpan penuh, besar tekad dan percaya diri dalam menghadpi segala tantangan hidup, berbudi luhur, bercita-cita tinggi, jujur dan tanggung jawab, hidup sederhana, berwatak kesatria, mampu menyesuaikan diri dimaapun berada dan dalam keadaan bagaimanapun juga, kuat dan teguh batinnya sehingga dapat menjadi pewaris dan penerus Bangsa yang lebih sanggup, lebih mampu dan bertanggung jawab dalam menabdikan dirinya pada bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
C.  Penggunaan Lambang Pramuka.
Lambang Gerakan Pramuka dapat di gunakan pada Panji, Bendera, papan nama satuan dan Kwartir, tanda Pengenal, dan alat administrasi Gerakan Pramuka. Penggunaan tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan menanamkan pada setiap anggota Pramuka agar memiliki sifat dan keadaan seperti arti kiasan lambang tunas kelapa tersebut.




BAB III
SALAM PRAMUKA
A.  Pengertian Salam Pramuka.

       Salam Pramuka adalah suatu perwujudan dari penghargaan terhdap orang lain atas dasar tata susila yang sesuai dengan kepribadian bangsa indonesia. Salam Pramuka merupakan tanda penghormatan untuk orang yang berbudi, siapa yang melihat dulu ia yang memberikan salam dahulu kepada orang akan di beri salam dan tidak memandang kepangkatannya dalam masyarakat.
Salam Pramuka selain berarti sebagai penghormatan, juga berarti mengingatkan akan Tri Satya dan Pancasila kepada yang diberi salam, sehingga setiap anggota pramuka berkenan menyampaikan salam kepada semua Pembimbing dan Pembina serta kepada sesama Pramuka, juga kepada semua yang berhak menerimanya.
Salam Pramuka juga merupakan Suara Perwujudan ikatan jiwa yang erat, maka didalam memberi atau menjawab Salam Pramuka harus dilaksanakan dengan tertib dan sempurna, sehingga tercermin semangat Pramuka yang Rajin, gembira dan penuh keikhlasan.

B.  Macam-macam Salam Pramuka.
Salam Pramuka ada dua macam yaitu :
1.    Salam Biasa.
Salam biasa di sampaikan kepada
• Semua Pramuka.
• Orang Tua.
• Guru
• Kakak Pembina/Pembimbing
• Sahabat/kawan
• Orang lain yang dianggap perlu menerima salam.
2.    Salam Penghormatan dan Salam janji.
A.  SalamPenghormatan.
Salam penghormatan merupakan suatu penhargaan yang mendalam yang disampaikan kepada :
• Pramuka Utama ( Presiden RI).
• Bendera “Sang Saka Merah Putih” (dalam Upacara).
• Lagu Kebangsaan (dalam upacara resmi).
• Pani-panji Pramuka (dalam Upacara resmi).
• Menteri-menteri atau tamu agung Negara.
• Jenazah (dalam Upacara pemakaman atau bertemu dijalan).
B.  Salam Janji.
Salam Janji adalah tanda penghormatan yang dilakukan setiap anggota Pramuka sewaktu mendengar Tri Satya sedang dibacakan.

C.  Cara menggunakan dan mengucapkan Salam dengan benar.
1)   Dalam Keadaan berhenti.
Tanpa Peci/songkok/baret.
·      Sikap sempurna, dengan gerakan cepat tangan di angkat kearah pelipis kanan, siku-siku 15 derajat seorang kedepan, kelima jari tangan rapat satu sama lain, telapak tangan seorang kebawah dan kekiri ujung jari tengah dan telunjuk mengenai pelipis.
·      Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata tertuju kepada yang diberi salam.
·      Jika selesai Salam, maka tangan di kembalikan secara cepat ke sikap sempurna kembali.
Memakai Peci/songkok/baret.
·      Pelaksanaan sama dengan no.1.a. perlu ditambah sedikit, yakni jari tengah dan telunjuk mengenai tepi bawah dan peci setinggi pelipis.

Memakai Peci yang ada kelep
·      Pelaksanaan sama dengan no.1.a. hanya jari tengah mengenai ujung kelep.

Membawa/menggunakan tongkat Pramuka
·      Sikap sempurna, tongkat ditangan kanan disamping badan, diangkat sedikit, tangan kiri ditekukkan kekanan depan dada (antara dad dan perut), tangan kiri lurus rata-rata air kekanan, jari rapat dan ujung jari tengah menyentuh tongkat, pandangan lurus kepada yang diberi salam atau kepala dipalingkan kepada arah orang yang diberi salam.
2)   Dalam keadaan berjalan.
Jalan biasa.
·      Dalam keadaan jalan biasa kemudian melaksanakan salam pelaksanaannya sama seperti no.1.a. dengan memalingkan muka atau kepala dan pandangan lurus tertuju kepada orang diberi salam.
·      Pelaksanaan salam + 3 langkah sesudahnya.

Membawa/memakai tongkat Pramuka.
·      Sikap membawa Tongkat di muka badan.
Tongkat dibawa/dipegang dua tangan dalam sikap membawa di muka badan, tangan tetap dimuka badan dalam keadaan berjalan, dengan memalingkan kepala ke arah orang yang diberi salam.
·      Tongkat disandang dikanan.Tetap dlam keadan jalan biasa, tangan kanan memegang tali sandang dengan bentuk siku-siku kedepan, tangan kiri ditekuk kekanan depan dada (seperti no.1.d.) kepala dipalingkan kepada orang yang diberi salam.
·      Tongkat disandang dikiri.Tetap dalam keadaan jalan biasa, tangan kiri memegang tali sandang, tangan kanan memberi salam seperti salam biasa dan pandangan lurus kepada orang yang diberi salam.
Dalam keadaan membawa barang.
·      Barang Ringan.Apabila mebawa barang ringan di tangan kanan, maka barang tersebut dipindahkan ke tangan kiri, dan melakukan salam seperti biasa no.1.a.b.c.
·      Barang berat. Apabila membawa barang yang berat atau membawa barang ditangan kiri dan kanan, maka salam cukup memalingkan muka/kepala dan mengucapkan “salam” atau cukup mengucapkan “salam” saja.
D.  Cara melaksanaan Salam penghormatan dan Salam Janji.
·      Salam Penghormatan.
Cara melakukan Salam Penghormatan sama dengan keadaan berhenti lebih dahulu + 6 (enam) langkah menghadap penuh kepada yang diberi salam Penghormatan, dan selesai apabila yang di beri hormat telah membalas dan atau telah melewatinya.
Apabila dalam keadan membawa tongkat, tongkat dipindahkan ke tangan kiri dan pangkal tongkat tetap ditanah di tempat semula, kemudian melakukan salam dengan tangan kanan seperti salam tanpa tongkat.
·      Salam Janji.
Salam janji ini biasanya dilakukan ketika seorang anggota Pramuka dilantik dan mengucapkan Tri Satya sebagai Sumpah atau janji.
Apabila seorang Pramuka dilantik Kenaikan Tingkat dalam Pramuka, sebelum Sumpah atau janji itu diucapkan ia memegang ujung Bendera Merah Putih dengan tangan kiri dan menempelkan Bendera pada dada, kemudian tangan kanan memberi Salam dan memulai mengucapkan Tri Satya.






BAB IV
BENDERA MERAH PUTIH SEBAGAI BENDERA KEBANGSAAN RI
DAN
PANCASILA SEBAGAI LAMBANG NEGARA RI
A.      Bendera Kebangsaan.
Setiap Negara mempunyai Bendera kebangsaan yang merupakan cita-cita tertinggi yang terkandung dalam jiwa Bangsa dari Negara itu. Sedangkan Bendera Kebangsaan Republik Indonesia ialah sang Merah Putih yang telah ditetapkan pada tanggal 17 Agustus 1945.
1.    Sejarah Bendera Merah Putih
·       Pada tahun 1216 bendera merah putih telah dikibarkan oleh tentara Jayakatwang saat peperangan melawan kekuasaan Kartanegara dari Singosari (1222-1292) dan cerita tersebut diceritakan dalam tulisan jawa kuno tahun 1216 caka (1294 Masehi).
·       Pada tahun 1350 bendera merah putih digunakan dalam upacara hari kebesaran Raja pada waktu pemerintahan Hayam Wuruk yang bertahta dikerajaan Majapahit 1350-1389 M.
·       Pada tahun 1840 dalam suatu kitab yang lebih tua terdapat gambar bendara alam Minangkabau berwarna merah putih hitam, bendera ini merupakan pusaka peninggalan kerajaan Melayu-Minangkabau dalam abad ke-14 ketika Maharaja Aditiyawarman memerintah.
Merah         : Hulu Balang (yang menjalankan pemerintahan)
Putih           : Agama (Alim Ulama’)
Hitam         : Adat Minangkabau (penghulu adat)
·       Pada tahun 1613 Sultan Agung berperang dengan Negeri Pati, tentaranya bernaungan dibawah bendera merah putih.
·       Merah putih pada abad ke-XX tepatnya pada tahun 1922 perhimpunan Indonesia yang berada dibelanda mulai mengibarkan bendera Merah Putih, dengan tujuan “Indonesia merdeka” hingga pada tahun 1924 perhimpunan Indonesia mengeluarkan sebuah buku dengan kulit bergambar Merah Putih.
·       Pada tanggal 28 Oktober 1928 berkibarlah untuk pertama kalinya bendera Merah Putih, sebagai bendera kebangsaan Indonesia yaitu dalam Kongres Pemuda di Jakarka, sejak itulah Merah Putih berkibar diseluruh pelosok Nusantara dan pada UUD 1945 pasal 35 dinyatakan bendara kebangsaan Indonesia adalah Merah Putih.
2.    Arti Kiasan warna Bendera Merah Putih.
·       Merah berarti berani
·       Putih berarti suci
·       Merah Putih mempunyai arti kiasan yaitu berani karena suci/benar atau berani atas dasar kesucian/kebenaran.
·       Seorang anggota Pramuka wajib menghormati bendera Merah Putih, baik sebagai warga negara maupun sebagai anggota gerakan Pramuka untuk itu harus bisa mengibarkan bendera merah putih dan menurunkannya dengan baik dan tertib.

B.       Pancasila
Seorang anggota Pramuka sebagai generasi penerus Bangsa perlu memahami Pancasila sebagai Lambang kesatuan Negara Republik Indonesia yang menjadikan simbol kedaulatan, kepribadian dan kemegahan Negara Indonesia. Begitu juga setiap Negara didunia juga mempunyai Lambang Negara sendiri-sendiri.
Pada tahun 1950 Bangsa Indonesia membentuk suatu panitia khusus untuk menciptakan lambang Negara Indonesia dan berhasil menciptakan Lambang Negara berbentuk Garuda Pancasila penciptanya adalah Dr. Muh. Yamin yang di syahkan pada Tahun 1951 dan Pengumumannya ditetapkan pada PP No. 43 Tahun 1958.

a.       Isi Pancasila.
P a n c a s i l a
1.      Ketuhanan Yang Maha Esa.
2.      Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3.      Persatuan Indonesia.
4.      Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan Perwakilan.
5.      Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b.      Arti Isi Pancasila.
Pancasila adalah dasar Negara tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4. kemudian untuk memudahkan pengamalannya di dalam kegiatan sehari-hari ditetapkan Tap MPR No. II/MPR/1978 sebagai Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4) atau di sebut juga Eka Prasetya Pancakarsa.
Pancasila yang sering disebut Burung Garuda atau Burung Sakti Elang Rajawali tersebut dilukis dengan ciri-ciri sebagai berikut :
·         17 bulu sayap terbang, yang melambangkan tanggal 17
·         8 helai bulu ekor, yang melambangkan bulan 8 (Agustus)
·         45 helai bulu sisik pada batang leher, yang melambangkan tahun 1945.
Kombinasi dari ketiganya melambangkan hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

BAB V
SANDI DAN TALI TEMALI
Sandi adalah kalimat yang digunakan untuk menyampaikan berita yang sifatnya rahasia. Berbagai macam bentuk sandi dengan kunci pemecahan perlu kita ketahui bahwa semuanya berasal dari sandi murse.
A.      Macam-Macam Sandi
1.    Sandi Murse
A:  . – J = . – – – S = . . .
B: – . . . K = – . – T = -
C: – . – . L = . – . . U = . . -
D = . . . M = – – V = . . . -
E = . N = – . W = . – -
F = . . – . O = – – – X = – . . -
G = – – . P = . – – . Y = – . – -
H = . . . . Q = – – . – Z = – – . .
I = . . R = . – .
2.    Sandi Rumput.
3.    Sandi Angka
Rumus
( A = 0 – Z = 25 )
A B C D E F G H I J K L M
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

N O P Q R S T U V W X Y Z
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
4.    Sandi Kotak
Rumus sandi Kotak adalah sebagai berikut :
A C E B. D. F.


S
T.
G I K H. J. L. Y U Z. V.
M O Q N. P. R. W X.



Ø  Tali Temali.
Macam – macam simpul tali
1.      Simpul ujung tali
Gunanya : Agar pintalan tali tidak lepas
2.      Simpul pangkal
Gunanya : Sebagai permulaan ikatan untuk mengikat tali pada tiang/kayu.
3.      Simpul mati
Gunanya : Untuk menyambung dua utas tali yang sama besar.
4.      Simpul erat/tambat
Gunanya : Untuk memulai ikatan dan digunakan untuk menyeret balok.
5.      Simpul anyam
Gunanya : Untuk menyambung dua utas tali yang tidak sama besar dalam kondisi kering.
6.      Simpul anyam berganda
Gunanya : Untuk menyambung dua utas tali Dalam keadaan basah (kering) dan tidak sama besar.
7.      Simpul tiyang
Gunanya : Untuk mengikat benda hidup/leher binatang agar yang diikat tidakterjerat, dan untuk menambatkan talipengikat binatang pada pohon agarbinatang itu dapat bergerak bebas.
8.      Simpul tarik
Gunanya : Untuk turun kejurang atau dari atas pohon.
9.      Simpul tiang berganda
Gunanya : Untuk mengangkat atau menurunkan benda/manusia
10.  Simpul kursi
Gunanya : Untuk mengangkat dan menurunkan benda/manusia
11.  Simpul penarik
Gunanya : sebagai pegangan dalam menarik benda yang besar dan berat.
12.  Simpul kembar
Gunanya : Untuk menyambung dua utas tali yang sama besar dan dalam kondisi basah (licin).
13.  Simpul erat
Gunanya : Untuk memendekkan tali yang panjang tanpa harus dipotong.
14.  Simpul lasso
Gunanya : Untuk menjerat binatang.
15.  Simpul gulung
Gunanya : Untuk diikatkan padatali penarik agar orang lain dapatmembantu menarik.
16.  Simpul nelayan/pemukat
Gunanya : Untuk menarik balok kayu yang besar.
17.  Simpul tangga tali
Gunanya : Untuk membuat tangga tali.
18.  Simpul jangkar
Gunanya : Untuk membuat tanduk darurat atau mengikat ember/timba.
19.  Simpul hidup
Gunanya : Untuk mengikat tiang.
20.  Simpul tetap
Gunanya : Untuk mengikat tali pada tiang lebih lama.
21.  Simpul hidup berganda
Gunanya : Untuk mengikat tiang atau mengangkat balok.
22.  Simpul guling
Gunanya :Untuk mengikat tiang.
23.  Ikatan palang
24.  Ikatan silang
25.  Ikatan sambungan sejajar
26.  Ikatan sambungan silang







BAB VI
SEMAPHORE
Semaphore adalah cara mengirimkan berita dengan mempergunakan sepasang bendera. Bendera yang dipergunakan biasanya berukuran 45 x 45 cm dan warnanya kontras atau mencolok agar mudah dilihat dengan warna merah dan kuning. Adapun tongkat bendera yang digunakan panjangnya berkisar antara 50 – 55 cm.
Huruf-huruf semaphore adalah sebagai berikut :

BAB VII
TUNTUNAN MENYELESAIKAN SKU
PRAMUKA PENGGALANG
A.      Penggalang Ramu
Tuntunan cara menyelesaikannya adalah sebagai berikut :
1.      Rajin dan giat mengikuti latihan pasukan penggalang ramu, sekurang-kurangnya 10 kali latihan.
Artinya : Seorang pramuka harus hadir dan mengikuti latihan pramuka penggalang minimal 6 kali berturut-turut (Absensi).
2.       Hafal dan mengerti isi Dasa Dharma dan Tri Satya.
Artinya : Hafal dan dapat menjelaskan Dasa Dharma dan Tri Satya.
3.      Dapat memberi salam pramuka, dan tahu maksud dan pengguna-annya.
Artinya : Seorang pramuka tahu macam-macam salam pramuka, cara, juga sikap pada waktu memberikan salam kepada siapa dan kapan/dimana salam itu diucapkan.
4.      Tahu arti lambang gerakan pramuka.
Artinya : Seorang pramuka mengerti arti kiasan dari lambang pramuka (Tunas Kelapa) mulai dari ujung atas hingga akarnya.
5.      Tahu cara menggunakan bendera kebangsaan Indonesia tahu sejarahnya dan tahu arti kiasan warna-warnanya.
Artinya : Seorang pramuka mengerti cara mengibarkan bendera merah putih, menurunkan bendera, memelihara bendera dan tahu sejarah bendera kebangsaan serta arti kiasan warnanya.
6.      1. Dapat dengan hafal menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya bait pertama di muka pasukan penggalang atau di muka pendengar-pendengar lain dan tahu sikap yang harus dilakukan jika lagu kebangsaan diperdengarkan atau dinyanyikan pada suatu upacara.
Artinya : Bisa dan hafal menyanyikan lagu kebangsaan di muka pasukan pramuka, dan tahu sikap yang harus dilakukan pada saat menyanyikan atau mendengarkan lagu kebangsaan dinyanyikan.
2.         Tahu sejarah lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Artinya : Tahu pencipta, waktu dan tempat dinya-nyikan.
7.      Hafal pancasila dan tahu artinya
Artinya : Hafal dan mengerti arti lima lukisan perisai yang ada pada pancasila mulai dari 1 sampai 5.
8.      Biasa berbahasa Indonesia diwaktu mengikuti pertemuan-pertemuan penggalang.
Artinya : Seorang pramuka bisa berbahasa bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
9.      Tahu struktur organisasi dan tanda-tanda pengenal dalam Gugus Depan.
Artinya : Seorang pramuka mengerti struktur pimpinan tertinggi pramuka di Gugus Depannya mulai dari KAMABIGUS sampai dengan pasukan pramuka, dan mempunyai atribut (topi, hasduk, tongkat dll) serta mengetahui cara penggunaannya.
10.  Dapat berbaris.
Artinya : Seorang pramuka mengerti PBB serta bisa memimpin PBB.
11.  Dapat menunjuk sedikitnya 6 arah mata angin, dapat menggunakan kompas dan dapat membaca jam.
Artinya : Mengerti dan hafal serta bisa menunjukkan 6 arah mata angin, dapat menggunakan kompas, membaca jam (24 jam).
12.  Dapat membuat dan menggunakan simpul mati, simpul hidup, simpul tiang, simpul ayam, simpul pangkal dan dapat menyusuk tali.
Artinya : Seorang pramuka harus terampil dalam menggunakan tali setidak-tidaknya 6 macam simpul.
13.  Dapat menyampaikan berita secara lisan.
Contoh : Kami pramuka penggalang melaporkan bahwa pada hari Minggu tanggal 3 Juli 2001 pukul 12.15 WIB telah terjadi kecelakaan di jalan raya Dr. Wahidin, SH tepatnya di depan toko micdonall antara pengendara sepeda motor dengan cold, pengendara sepeda motor terluka berat dan dibawa kerumah sakit terdekat.
14.  Dapat mengumpulkan keterangan untuk memperoleh pertolongan pertama pada kecelakaan, dan dapat melaporkannya kepada dokter, rumah sakit, pamong praja, polisi, atau keluarga korban.
Artinya : Seorang pramuka dapat mencari keterangan antara lain identitas korban, keadaan luka (cidera) jika terjadi kecelakaan yang memakan korban baik luka ringan ataupun berat dan selanjutnya dapat memberikan pertolongan (PPPK, PPGD).
15.  Selalu berpakaian rapih dan memelihara kesehatan.
Artinya : Selalu memelihara kesehatan (hidup teratur, istirahat yang cukup, olah raga) dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan lingkungan rumah.
16.  a. Untuk puteri, dapat mengatur meja makan, atau menghidang-
kan dan makanan kecil pada tamu.
Artinya : Bisa mengatur meja makanan dan cara menghidang-kan makanan
b. Untuk putera, dapat membuat 2 macam hasta karya dengan macam bahan yang berbeda.
Artinya : Bisa membuat alat rumah tangga yang dianggap mudah/gampang dengan menggunakan bahan bekas atau tidak bisa dipakai lagi. Contoh : Kertas, kayu, kawat, tanah liat dll.
17.  Memiliki buku Tabanas, buku tabungan pramuka, atau buku tabungan pelajar.
Artinya : Mempunyai buku tabungan yang masih berlaku.
18.  Setia membayar uang iuran kepada Gugus Depannya sedapat-dapat dengan uang yang diperolehnya dan usahanya sendiri.
Artinya : Bisa membayar iuran tanpa membebani atau meminta pada orang lain (orang tua).
19.  Untuk penggalang yang beragama islam
a.       Dapat mengucap kalimat syahadat dan tahu artinya
b.      Mengerti rukun iman dan rukun islam
c.       Melakukan sholat berjamaah
Artinya : Hafal dan mengerti syahadat, rukun iman, rukun islam, dan cara melakukan sholat berjamaah.

B.       Penggalang Rakit
Tuntunan cara menyelesaikannya adalah sebagai berikut :
1.      Rajin dan giat mengikuti latihan pasukan sebagai Penggalang Rakit, sekurang-kurangnya 10 kali latihan.
Artinya : Seorang Pramuka Penggalang Ramu wajib hadir setidak-tidaknya 10 kali berturut-turut (Absensi).
2.      Bersungguh-sungguh mengamalkan Dasa Dharma dan Tri Satya.
Artinya : berupaya membuktikan pengamalan Dasa Dharma dan Tri Satya dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Tahu struktur organisasi dan tanda-tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka.
Artinya : Struktur Organisasi Pramuka mulai dari pusat sampai Anggota Pramuka, adalah sebagai berikut :
Pramuka Utama         : Presiden RI
Nasional                     : Kwarnas
Daerah/Propinsi          : Kwarda
Daerah/Kabupaten     : Kwarcab
Kecamatan                 : Kwarran
Sekolah                      : GUDEP (Gugus Depan)
Adapun tanda-tanda pengenal dalam Pramuka yang harus di ketahui misalnya tanda pangkat Penggalang Ramu, Rakit, Terap, Penegak, Pandega dst.
4.      Tahu arti Lambang Negara Republik Indonesia.
Artinya : Mengetahui dan dapat menjelaskan butir-butir Pancasila.
5.      Tahu hari-hari raya Nasional dan sejarah sedikitnya 3 orang Pahlawan Nasional.
Artinya : Bisa menyebutkan tanggal dan hari Nasional, dan nama Pahlawan Nasional misalnya H. Agus Salim, RA. Kartini, Sultan Hasanuddin dll. serta tahu sejarahnya.
6.      Tahu susunan pemerintah daerah tingkat II sampai ke Desa, dan tahu nama dan alamat Kepala Desa dan beberapa tokoh masyarakat lain di sekitar tempat tinggalnya.
Artinya : Bisa menyebutkan atau menulis susunan perangkat pemerintah dari tingkat Kabupaten sampai Desa, dan tahu nama Kepala Desa, tokoh masyarakat di daerah tempat tinggalnya.
7.      Pernah ikut serta kerja bakti gotong royong yang ditugaskan oleh pembinanya di sekolahnya di kampungnya, di tempat ibadah atau tempat lain.
Artinya : Bersedia melaksanakan kerja bakti dengan baik sebagai tugas dari kakak pembina atau guru.
8.      Dapat dengan hafal menyanyikan di muka Pasukan Penggalang atau di muka pendengar lain lagu-lagu sang Merah Putih (Ibu Sud). Bagimu Negeri, Maju Tak Gentar, Satu Nusa Satu Bangsa dan barat sampai ketimur,dan sedikitnya satu lagu Daerah tempat tinggalnya.
Artinya : Bisa menyanyikan lagu wajib dengan judul tersebut di muka Pasukan Pramuka Penggalang serta ditambah satu lagu daerah.
9.      Dapat menyajikan satu macam kegiatan seni budaya.
Artinya : Anggota Pramuka Ramu berani menampilkan satu macam kegiatan yang berhubungan dengan seni budaya, misalnya kabaret, menyanyi, melawak, drama/sandiwara, sulap, membaca puisi dan lain sebagainya.
10.  Tahu adat sopan santun pergaulan Indonesia.
Artinya : Anggota Pramuka mengerti tatak rama dan sopan santun. Misalnya cara berbicara menggunakan bahasa kromo inggil (dalam bahasa daerah), mengucapkan salam ketika masuk rumah atau tempat penting. Dll
11.  Dapat memimpin barisan Pramuka.
Artinya : Sebagai Penggalang Ramu bisa memimpin barisan pasukan Penggalang dan dapat membentuk barisan dengan menggunakan aba-aba isyarat contoh membuat lingkaran besar, lingkaran kecil, setengah lingkaran, angkare. Dll
12.  Dapat menerima dan mengirim berita dengan isyarat Morse atau isyarat Semaphore.
Artinya : Anggota Pramuka Penggalang Ramu bisa memberi berita dengan isyarat Morse atau Semaphore serta mengerti saat menerima berita isyarat tersebut.
13.  Dapat memperbaiki kerusakan kecil pada alat-alat rumah tangga.
Artinya : Anggota Penggalang Ramu trampil atau dapat memperbaiki kerusakan yang terjadi pada alat-alat rumah tangga atau pakaian seperti panci bocor, mengganti sumbu kompor, mengecat tembok, menjahit pakaian yang robek, dll.
14.  Dapat memberi pertolongan pertama pada kecelakaan ringan.
Artinya : Bisa memberikan bantuan pertolongan pertama kepada orang lain yang sedang kecelakaan ringan misalnya menolong teman yang sedang sakit perut, muntah, pingsan, dll.
15.  Jika di sekitar tempat tinggalnya ada pesawat telepon, tahu cara menggunakannya.
Artinya : Tahu cara menggunakan telepon dengan baik dan benar.
16.  Tahun bahan-bahan makanan yang bernilai gizi.
Artinya : Mengerti jenis-jenis makanan yang mengandung gizi misalnya karbohidrat (beras, jagung, ketela pohon, ubi jalar, sagu) kegunaannya adalah untuk menambah tenaga (sumber energi) mineral (garam, ikan teri, ikan asin) kegunaannya untuk menjaga atau memelihara kesehatan.
17.  Tahu beberapa macam penyakit menular.
Artinya : Mengerti macam-macam penyakit menular misalnya influenza, malaria, kadas, panu, dll.
18.  Memelihara kebersihan salah satu ruangan dan halaman di rumahnya, di sekolahnya, di tempat ibadah atau tempat lain.
Artinya : Selalu menjaga kebersihan dimanapun berada dengan membuang sampah pada tempat.
19.  Dapat memasak makanan diperkemahan untuk sedikitnya 5 orang.
Artinya : Bisa memasak.
20.  20. Melakukan salah satu cabang olah raga atletik atau salah satu cabang olah raga renang.
Misalnya : Lari jarak pendek (100 m dan 200 m), lari jarak menengah (1000 m – 1500 m) atau renang seperti renang gaya dada, gaya punggung, gaya bebas atau gaya kupu-kupu.
21.  Hemat dan cermat dengan segala miliknya.
Artinya : Sebagai Penggalang Ramu harus bisa menggunakan barang yang dimilikinya dengan hemat dan cermat tanpa boros.
22.  Memiliki buku tabanas, buku tabungan pramuka, atau buku tabungan pelajar, dan sudah menabung uang secara teratur dalam buku tabungan itu selama sekurang-kurangnya 8 minggu sejak menjadi Penggalang Ramu.
Artinya : Rajin menabung.
23.  Setia membayar uang iuran kepada Gugus Depannya, sedapat-dapat dengan uang yang diperolehnya dari usahanya sendiri.
Artinya : Penjelasan sama pada nomor 17 tingkat Penggalang Ramu.
24.  Pernah memelihara sedikitnya satu macam tanaman berguna, atau sedikitnya satu jenis binatang ternak, selama kira-kira 2 bulan.
Artinya : Sebagai Penggalang Ramu bisa memelihara tanaman misalnya tanaman dalam pot atau bisa memelihara (ternak) binatang seperti ayam, itik, ikan lele.
25.  Dapat membuat peta lapangan dan skala pemandangan.
Artinya : Bisa membuat peta yang menggambarkan luas dan bentuk lapangan suatu tempat (area perkemahan, lokasi dan sebagainya).
26.  Sudah pernah berkemah sekurang-kurangnya 4 hari berturut-turut.
Artinya : Sebagai Penggalang Ramu, harus pernah terlibat dalam mengikuti perkemahan, baik perkemahan kecil (Gugus Depan), sampai dengan perkemahan besar yang diikuti oleh ratusan orang.
27.  Untuk penggalang yang beragama islam.
a. Hafal dan dapat membaca do’a harian.
b.Tahu riwayat singkat Nabi Muhammad S.A.W.
Artinya : Hafal bacaan-bacaan do’a harian dan bisa menceritakan riwayat singkat Nabi Muhammad. Contoh Nabi Muhammd adalah seorang Rosul Allah, berasal dari kabilah Quraisy putera Abdullah dan Siti Aminah, dilahirkan di Makkah tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah, dikarenakan pada hari kelahiran itu Raja Abraham dengan bala tentaranya yang mengendarai gajah hendak menggempur dan menghancurkan Ka’abah. Namun Allah tidak meridhainya dan mengazab Raja Abraham beserta bala tentaranya dengan mendatangkan burung Ababil yang telah siap dengan batu Neraka yang membara dan sangat panas dikakinya lalu dilemparkan batu tersebut ke Raja Abraham berserta bala tentaranya dan hancurlah raja congkak tersebut seperti hancunya daun yang dimakan ulat. Ayahnya telah meninggal sejak beliau masih dalam kandungan Ibunya benama Siti Aminah, ibunyapun meninggal sejak beliau masih berumur 6 tahun disaat berziarah kemakam ayahnya kemudian beliau diasuh oleh Ummu Aiman pembantu ayahnya.

C.       Penggalang Terap
Tuntunan cara menyelesaikannya adalah sebagai berikut :
1.      Rajin dan giat mengikuti latihan pasukan sebagai Penggalang Rakit, sekurang-kurangnya 10 kali latihan.
Artinya : Mengikuti latihan Pramuka sekurang-kurangnya 10 kali berturut turut (tanpa absen)
2.      Tahu arti dan sejarah Sumpah Pemuda.
Artinya : Mengerti dan bisa menyampaikan sejarah sumpah pemuda.
3.      Bersungguh-sungguh mengamalkan Pancasila.
Artinya : Menghayati, mengamalkan Pancasila dengan sungguh-sungguh.
4.      Mengetahui tentang perserikatan bangsa-bangsa.
Artinya : Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) bertujuan tentang perdamaian dunia dan mempererat persahabatan antar bangsa.
5.      Tahu tempat-tempat penting di Kecamatan tempat tinggalnya.
Artinya : Mengetahui tempat/alamat penting di Kecamatannya misalnya kantor Kecamatan, Puskesmas, pasar, dll.
6.      Membuktikan perhatiannya terhadap industri yang ada di daerahnya, atau melatih dir dalam suatu kerajinan tangan yang berguna.
Artinya : Terampil dalam membuat kerajinan tangan misalnya membuat figura foto, topi dari kertas, hiasan janur, sandal dari kayu, dll.
7.      Sekurang-kurangnya 2 kali pernah ikut serta kerja bakti gotong royong yang ditugaskan oleh pembinanya di sekolahnya, di kampungnya, di tempat ibadah, atau di tempat lain atau pernah membantu lembaga seperti PMI, LSD, BIMAS, PKK, Karang Taruna, atau lain sebagainya.
Artinya : Melaksanakan tugas, atau membantu lembaga sosial yang sedang mempunyai kegiatan.
8.      Dapat menaksir jarak, tinggi, luas, isi, berat, kecepatan, suhu,dn sebagainya.
Artinya : Mengukur dengan mengira-ngira.
9.      Dapat membuat peta pita.
Artinya : membuat laporan rute perjalanan menggunakan alat kertas dan pita, dengan tujuan membandingkan jarak antara peta pita dengan jarak yang sebenarnya misalnya rute sebuah penjelajahan.
10.  Dapat menentukan arah mata angin tanpa menggunakan kompas.
Artinya : hafal atau mengerti dimana barat, timur, selatan, utara tampa mengunakan bantuan kompas.
11.  Dapat merencanakan dan mempersiapkan rapat kecil.
Artinya : dapat merencanakan dan mempersiapkan rapat seperti materi rapat, daftar hadir, tempat, buku catatan hasil rapat, dll.
12.  Dapat membuat alat rumah tangga yang sederhana.
Artinya : pada Pramuka golongan Penggalang Terap ini lebih terampil lagi dari pada Penggalang Rakit membuat alat-alat rumah tangga. Misalnya membuat gayung air dari batok kelapa atau kaleng bekas, membuat keset, tiang jemuran, dll.
13.  Dapat memberi pertolongan pada kecelakaan.
Artinya : dapat memberikan pertolongan pada orang lain yang mengalami kecelakaan.
14.  Dapat menerapkan pengetahuan tentang kesehatan dan tentang kebersihan kamar mandi, cuci kakus di perkemahan di rumah, atau di tempat lain.
Artinya : selalu menjaga kebersihan dan kesehatan, serta bisa menjelaskan pada orang lain perihal pentingnya kebersihan dan kesehatan.
15.  Melakukan salah satu cabang Olah Raga atletik atau slah satu cabang Olah Raga renang dan melakukan salah satu cabang Olah Raga lain serta tahu peratuarn permainannya.
Artinya : melakukan Olah Raga atletik atau renang dan yang paling penting mengerti peraturan dalam permainannya.
16.  Memiliki buku tabanas, buku tabungan Pramuka, atau buku tabungan Pelajar dan sudah menabung uang secara teratur dalam buku tabungan itu selama sekurang-kurangnya 8 minggu sejak menjadi penggalang Rakit dan sebagian dari pada uang itu di perolehnya dengan usahanya sendiri.
Artinya : mempunyai buku tabungan dan sudah menabung secara teratur selama 8 minggu berturut-turut, dan sebagian dari uang tabungan adalah hasil dari usahanya sendiri.
17.  Setia membayar Uang Iuran kepada Gugus Depannya, dengan uang yang seluruhnya atau sebagian diperolehnya dari usahanya sendiri.
Artinya : dapat membayar iuran tanpa harus membebani orang lain atau Orang Tua.
18.  Pernah membantu dalam menjalankan Administrasi keuangan Gugus Depannya.
Artinya : membantu mengelola Keuangan Gugus Depan seperti turut serta bertanggung jawab dalam pembuatan perlengkapan anggota Gugus Depannya. Misalnya membuat Gapura Tenda, mebeli tenda, dll.
19.  a. Untuk Penggalang Putera sudah pernah berjalan kaki selama 2 hari berturut-turut,   dengan melaksanakan tugas yang di berikan oleh Pembinanya.
Misalnya : pernah mengikuti acara Gerak Jalan hari ini dan besok paginya.
b. Untuk Penggalang Puteri pernah mengurus suatu rumah tangga selam 2 hari berturut-turut.
Artinya : Untuk Penggalang Puteri dapat mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, membersihkan perabot rumah tangga, menyapu halaman dan lain sebagainya selama 2 hari berturut-turut.
20.  Dapat menampilkan suatu macam kegiatan seni budaya di hadapan pramuka-pramuka atau di hadapan penonton-penonton lain.
Artinya : sama seperti dalam syarat nomor 9 pada tingkat Penggalang Rakit.
21.  Memiliki sedikitnya satu Tanda Kecakapan Khusus.
Artinya : cara menempuh ujian Tanda Kecakapan Khusus (TKK) di sesuaikan dengan Petunjuk Pelaksanaan (PP) yang mengatur tentang Tanda Kecakapan Khusus.
22.  Untuk Penggalang yang beragama islam.
a.  Hari Raya Islam.
b. Dapat bertindak sebagai Imam dalam sholat Tahu berjamaah di perkemahaan.
Artinya : mengerti hari Raya Islam seperti Tanggal 1 Syawal = Hari Raya Idul Fitri, tanggal 10 Dzulhijjah = Hari Raya Idul Adha, dll. Dan juga bisa bertindak sebagi imam sholat.




BAB VIII
PRAMUKA BERNYANYI


1.    Hymne Pramuka
Kami Pramuka Indonesia,
Manusia Pancasila,
Satya ku, kudarmakan
Darma ku, kubaktikan
Agar jaya indonesia,
Indonesia,
Tanah airku, kami jadi pandumu
.
2.    Selamat Datang Kakak
Slamat datang kakak 2x
Slamat datang kami ucapkan
Slamat datang kakak 2x
Slamat datang kami ucapkan.
Salam – salam
Trimalah salam dari kami,
Yang ingin maju bersama – sama
Trimalah salam dari kami
Yang ingin maju bersama – sama.
3.    Barisan Pramuka
Barisan kita
Gerakan Praja Muda Karana
Barisan kita
Putra – putri Nusantara
Bendera kita
Tunas Kelapa di tengah – tengahnya
Dibawah sang Merah Putih di atasnya
4.    Pramuka Pilihanku
Happy ye ye, Happy – happy ye …
Aku pilih Pramuka Wae
Siang jadi kenangan, malam jadi impian
Cintaku semakin mendalam
5.    Atribut Pramuka
Bukan ABRI dan bukan Polisi
Coklat tua, coklat muda seragamnya
Tongkat dan tali menjadi senjatanya
Tri Satya Dasa Dharma Pedomannya
Orang bilang itu namanya Pramuka
Singkatan dari Praja Muda karana
Orang bilang itu namanya Pramuka
Singkatan dari Praja Muda Karana
Lambang Pramuka
Kuning emas tunas klapa, simbolnya
Merah putih segi tiga, kalungnya
Itulah Grakan Pramuka
tulah Grakan Pramuka
Aduh cakepnya .. .. .
Aduh Manisnya .. .. .
Itulah lambang Pramuka.
6.    I Love Tenda

Mandolo – mandolo hipapale pale
Mandolo – mandolo hipapale pale
I Love tenda – tenda
I Love tenda – tenda
I Love tenda, tendanya Pramuka
Tempe ono pawon, di thithili temal temil 2x
Rasane marem, rasane marem.
Rasane marem nganti mendem.

7.    Keluh Kesah
Apa guna keluh kesah
Apa guna keluh kesah
Pramuka tak pernah bersusah
Apa guna keluh kesah
8.    Ojo Rame – rame
Ojo rame –rame
Ono bocah liwat kene
Cobo waspadakno
Ono gambar sisih kiwo
Gambar tunas Klopo
Pramuka belo Negoro
Pramuka negoro
Pramuka Negoro
9.    Penyamaran
Ku ambil lumpur diladang
Ku jadikan penyamaran
Wajah cantik berubah menjadi syetan
Agar tidak kelihatan
Bergerak, bertempur
Pramuka pantang mundur
Tidak usah dengan peluru terhambur
Cukup dengan klapa cukul
10.              S u k a  H a t i
Kalau kau suka hati tepuk tangan
Kalau kau suka hati tepuk tangan
Kalau kau suka hati mari kita lakukan
Kalau kau suka hati tepuk tangan
Kalau kau suka hati kata amin
Kalau kau suka hati kata amin
Kalau kau suka hati mari kita lakukan
Kalau kau suka hati kata amin
11.              Dimana – mana Senang
Disini senang di sana senang
Di mana – mana hatiku senang
Disini senag di sana senang
Di mana – mana hatiku senang
La … la …. La …. La …. La ….
Tangan melambai – lambai
Pinggul di goyang – goyang
Goyang badan.
Tangan melambai – lambai
Pinggul di goyang –goyang
Goyang badan.
La …. la …. La …. La …. La ….
12.              Dayung Sampan
Yun dayung sampan
Si dayung nuju tepian
Yun dayun sampan
Sidayung nuju tepian
Riang – riang – riang
Riang tuk jalan impian
Riang – riang riang tuk jalan impian
Pung tipak tipung tipak tipung
Tipak – tipak tipung
Pung tipak tipung
Tipak – tipak tipung
13.              Kacung Kampret
Kacung kampret masuk Pramuka
Kacung kampret masuk wirakarya
Kacung kampret munggah gunung
Gunung kampret ngglundung
Aduh – aduh lai lai loa
Mari kawan mari kemari
Mari kawan kita obati
Luka dalam dipijiti
Luka luar diobati
Kacung kampret sembuh kembali
14.              Batalion Pancasila
Batalion Pancasila long the way
Batalion Pancasila long the way
Batalion Pancasila Indonesia Pancasila
Batalion pancasila long the way
Happy hai hai, happy – happy hai
Happy hai hai happy – happy hai
Happy hai hai happy – happy hai
Indonesia tetaplah jaya.
15.              Api Unggun Menyala
Api unggun sudah menyala
Api unggun sudah menyala
Api – api, api – api – api
Api unggun sudah menyala
16.              Mata Angin
Timu – timur laut
Utara barat laut
Barat – barat daya
Selatan tenggara
Itu nama-nama delapan mata angin
Atau kita sebut juga namanya kiblat.
17.              Ayo Senneng
Yen atimu senneng yo mesemmo
Yen atimu loro yo mesemmo
Yen atimu senneng
Yen atimu loro
Ayo-ayo-ayo-ayo mesemmo
All keep a smile
If, you don`t like it, keep a smile
If, you don`t like it, keep a smile
When your heart is hart
When your heart is down
Come on, come on, come on, come on
Keep it smile
18.         Masa Belle
Masa belle belle belle
Masa belle okamba
Masa belle belle belle
Masa belle okamba
Okamba
……. Sarina bone.
Okamba
……. Sarina boom boom boom
Eka dina dina dina
Eka dina okamba
Eka dina dina dina
Eka dina okamba
Okamba
……… sarina bone
Okamba
……… sarina boom boom boom

19.              Es lilin.
Es lilin nak acik kelapa muda
Dibeli mak akang dari jakarta
Rajinlah belajar selagi muda
Menyesal tua ahai tiada berguna
Eslilin mak aci taline lawe
Tuku limo jarene kurang duwite
Mumpung mantep akang ati rasane
Sing di percoyo ahai ono sing duwe
Surabaya akang berupa rupa
Saputangan ajeng jatuh di kasur
Suru lupa akang tak dapat lupa
Lupa sebentar ahai diwaktu tidur
20.              Pohong Irak
Pohong irak gedene sak mene
Bonggole ping pindone
Pucuke separone
Rasane enak dewe
Pohong irak gedene sak mene
21.              Caca marica
Mana dimana anak kambing saya
Anak kambing tuan ada di kampung baru
Mana dimana jantung hati saya
Jantung hati tuan yang pakai baju biru
Caca marica hai hai
Caca marica hai hai
Caca marica yang pakai baju biru
22.              Idolaku
Orang yang senang di musim panas
Orang yang berjiwa kuat
Bagaikan karang diterjang gelombang
Itulah Ayah saya
Orang yang senang dimusim salju
Orang yang berjiwa luhur
Bagaikan salju airnya mencair
Itulah ibu saya
Orang yang senag di musim Bunga
Orang yang berjiwa setia
Bagaikan shinta diculik rahwana
Itulah pacar saya
23.              Sepatu Gilang
Gilang sepatu gilang
Gilang si rama – rama
Mari pulang marilah pulang
Marilah pulang bersama – sama
24.              Sayonara
Sayonara, sayonara sampai berjumpa pulang
Sayonara, sayonara sampai berjumpa pulang
Buat apa susah, buat apa susah,
Susah itu tak ada gunanya
Buat apa susah, buat apa susah
Susah itu tak ada gunanya
25.              Jamila Pamuka
Duh duh aduh jamila dari dulu hingga sekarang
Tetaplah jaya….
Coklat muda atasnya coklat tua bawahnya
Merah putih itu kalunganya
Duh duh aduh pramuka Badden powell Bapak Pramuka
Pandu Dunia…
Hijau-hijau siaga, merah-merah penggalang
Kuning penegak, Coklat pandega
Yaa…Pramuka… ( Praja Muda Karana )
Tunas kelapa…( Lambang dari pramuka )
Ah aku mau (asyik, asyik)
Masuk pramuka…
Jadi patriot pembangunan Bangsa
Duh duh aduh Pramuka
Kau selalu riang gembira
Tak pernah susah
Rajin, trampil, gembira
Hemat cermat bersahaja
Itu namanya Pramuka
26.              Perpisahan

Kini tiba saat perpisahan
Adik kakak rekan semua
Maafkan, maafkan kesalahan kita
Selama kita bersama
Ada jumpa ada perpisahan
Jangan hati resah gelisah
Kuatkan imanmu, tabahkanlah hatimu
Semoga kekal abadi
Sayonara – sayonara
Selamat tinggal kakak adikku
Sayonara – sayonara
Maafkanlah kesalahanku
Walau cinta telah bersemi
Hatiku tak akan peduli
Relakan aku pergi
Membawa kengan ini
Akupun memohon diri.






BAB XI
LAMBANG GERAKAN PRAMUKA

Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan sifat, keadaan, nilai dan norma yang dimiliki setiap anggota Pramuka yang dicita-citakan oleh gerakan pramuka.tinggi Departemen Pertanian.
Lambang gerakan pramuka digunakan sejak tanggal 14 Agustus 1961 pada Panji Gerakan Pendidikan Panduan Nasional Indonesia yang dianugerahkan kepada gerakan pramuka.
A.      Bentuk dan Arti Kiasan
Bentuk lambang Gerakan Pramuka adalah gambar bayangan (Silhouette) tunas kelapa, sesuai dengan keputusan Kwartir Nasional nomor 06/KN/72, yang ditetapkan pada tanggal 31 Januari 1972.
Arti kiasan lambang pramuka adalah sebagai berikut :
1.      Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal (tunas), yang istilahnya cikal bakal di Indonesia berarti penduduk asli yang pertama yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah nyiur tumbuh itu mengkiaskan bahwa seorang Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
2.      Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagai-manapun juga ini mengkiaskan bahwa seorang Pramuka adalah orang yang sehat jasmani dan rohaninya, kuat dan ulet, besar tekatnya dalam menghadapi segala tantangan hidup dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi pada tanah air dan bangsa Indonesia.
3.      Buah nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa seorang Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat dimana ia berada dalam keadaan bagaimana pun juga.
4.      Buah nyiur tumbuh menjulang tinggi keatas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa seorang Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, mulia, jujur dan tegak tidak mudah di ombang-ambingkan oleh sesuatu.
5.      Akar nyiur tumbuh kuat erat didalam tanah. Lambang ini mengkiaskan tekad dan keyakinan seorang Pramuka yang berpegang pada dasar-dasar atau landasan yang baik, benar, kuat dan nyata yaitu tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.
6.      Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Lambang ini mengkiaskan bahwa seorang Pramuka adalah manusia yang berguna, dan membaktikan diri kegunaannya kepada Tanah air, Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.
Dari enam kiasan itulah diharapkan kepada setiap anggota Pramuka harus berguna bagi diri, orang tua, sekolah, masyarakat dan Negara, bukan sebaliknya malah menjadi beban atau tanggungan orang lain.



B.       Makna Lambang Pramuka secara keseluruhan.
Lambang Gerakan Pramuka merupakan tanda kebesaran jiwa setiap Pramuka. Lambang ini mengandung makna bahwa setiap Pramuka itu tangkas, sigap, sehat jasmani dan rohani, kuat dan ulet, berpengharpan penuh, besar tekad dan percaya diri dalam menghadpi segala tantangan hidup, berbudi luhur, bercita-cita tinggi, jujur dan tanggung jawab, hidup sederhana, berwatak kesatria, mampu menyesuaikan diri dimaapun berada dan dalam keadaan bagaimanapun juga, kuat dan teguh batinnya sehingga dapat menjadi pewaris dan penerus Bangsa yang lebih sanggup, lebih mampu dan bertanggung jawab dalam menabdikan dirinya pada bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
C.       Penggunaan Lambang Pramuka.
Lambang Gerakan Pramuka dapat di gunakan pada Panji, Bendera, papan nama satuan dan Kwartir, tanda Pengenal, dan alat administrasi Gerakan Pramuka. Penggunaan tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan menanamkan pada setiap anggota Pramuka agar memiliki sifat dan keadaan seperti arti kiasan lambang tunas kelapa tersebut.
Salam Pramuka !



Alhamdulillahirobbil`alamin, segala puji bagi Allah dan sholawat salam kami haturkan kepada kanjeng Rasul Nabi Muhammad S.A.W.
Di susunnya buku ini pada dasarnya hanya rangkuman sederhana yang diambil dari pustaka-pustaka yang kami miliki, dengan harapan dapat sedikit membantu adik-adik Pramuka Penggalang dalam mengembangkan pengetahuan tentang Kepramukaan di Gugus Depannya.
Tetapi Kesempurnaan hanya milik Allah, dalam buku ini tentu banyak kekurangan karena lupa dan salah adalah sifat kami selaku hambanya yang selalu berharap akan saran dan kritik dari semua pihak yang peduli terhadap penyusunan buku ini.
Semoga jerih payah dalam tersusunnya buku ini ada guna dan manfaatnya. Amin …